Menilik Aturan Gas Air Mata di FIFA Safety Regulations, 'Tersangka' Chaos Arema FC vs Persebaya?
Pihak kepolisian turut menjelaskan perihal diluncurkannya gas air mata ketika terjadi kerusuhan suporter dalam laga lanjutan Liga 1 2022-2023 antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (01/10/22).
"Dari 40 ribuan suporter, tidak semuanya anarkis. Sekitar 3 ribu diantaranya masuk ke lapangan," ujar Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta dalam press conferrence di Polres Malang, Minggu (2/10/22) pagi.
Versi polisi, langkah itu diterapkan karena tampak adanya upaya serangan yang hendak dilakukan oleh suporter.
"Beberapa suporter tidak puas dan turun (ke lapangan). Turunnya (mereka) itu yang membahayakan pemain atau oficial tim Arema maupun Persebaya," beber dia.
Pihak kepolisian juga mengklaim telah melalui prosedur yang seharusnya hingga meluncurkan gas air mata ke arah suporter.
"Sudah dihimbau beberapa kali. Tapi himbuan untuk kembali ke tribun tidak dituruti dan ada pemukulan ke petugas juga," Irjen Pol Nico Afinta menjelaskan.
Namun, himbauan tidak dihiraukan. Sementara situasi yang terjadi didalam stadion semakin kacau dengan terus masuknya suporter ke lapangan.
Ribuan suporter itu bahkan berhasil mencapai bench pemain hingga merusak sejumlah fasilitas seperti kursi dan meja pengawas pertandingan.
"Kami mendalami kenapa suporter begitu beringas. Langkah-langkah (meluncurkan) gas air mata itu didahului dengan himbauan," tandas dia.
Entah siapa yang salah, Preside Joko Widodo sendiri sudah meminta PSSI untuk mengusut tuntas yang menyebabkan tragedi terkelam dalam sejarah sepakbola tanah air ini.