INDOSPORT.COM - Kompetisi kasta teratas Indonesia rasa-rasanya tidak pernah sepi dari tragedi berdarah. Sejak menggunakan format Liga 1 di 2017 saja sudah begitu banyak nyawa suporter yang melayang akibat kekerasan.
Insiden kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang usai Arema FC vs Persebaya Surabaya pada Sabtu (01/10/22) lalu jadi yang terbaru sekaligus yang terburuk dalam sejarah negeri ini.
Paling sedikit setidaknya ada sembilan kasus yang skalanya lebih kecil namun tetap tidak bisa disepelekan dampaknya sejak Liga 1 resmi bergulir lima tahun lalu.
Padahal setiap kali ada yang tewas, publik selalu saja berjanji dan bertekad jika itu akan jadi yang terakhir kali.
Nyatanya? Kini sebuah 'rekor' yang sama sekali tidak diingankan justru tercipta di Kota Apel.
Jumlah korban yang tewas sampai tulisan ini dibuat mencapai lebih dari 180 dan menjadi tragedi ini tragedi paling maut kedua di sepanjang sejarah suporter sepak bola.
Bagi yang ditinggalkan, angka tersebut bukan hanya statistik belaka. Mereka kehilangan anggota keluarga atau teman yang disayangi.
Semoga saja daftar kematian suporter karena kekerasan yang dirangkum ini bisa mengingatkan kita kembali bahwa sudah terlalu banyak nyawa melayang demi mendapatkan sebuah hiburan.
1. Penganiayaan The Jakmania di Bulak Kapal (2017)
Insiden berdarah pertama di era Liga 1 terjadi hanya sekitar sebulan setelah kompetisi berjalan. Pada 21 Mei 2017 Agen Astrava, fans Persija Jakarta, dianiayaya oleh kelompok suporter lawan hingga meregang nyawa.
Saat itu korban baru selesai menyaksikan langsung pertandingan tim kesayangannya melawan Bali United di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, namun dalam perjalanan pulang menuju Cikarang langkahnya terhenti di kawasan Bulak Kapal.