In-depth

3 Hal dari Tragedi Kanjuruhan yang Mengingatkan pada Hillsborough 1989

Senin, 3 Oktober 2022 21:16 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
© Ian Setiawan/INDOSPORT
Patung Singa Tegar Jawara jadi pusat jujukan warga untuk mengenang tragedi Kanjuruhan. Foto: Ian Setiawan/INDOSPORT. Copyright: © Ian Setiawan/INDOSPORT
Patung Singa Tegar Jawara jadi pusat jujukan warga untuk mengenang tragedi Kanjuruhan. Foto: Ian Setiawan/INDOSPORT.
Mengingatkan pada Hillsborough

Apabil membahas tragedi yang terjadi di sepak bola, dunia tentu sudah menyaksikan banyak. Salah satunya Hillsborough pada tahun 1989.

Berikut tiga hal di Tragedi Kanjuruhan yang mungkin mengingatkan orang-orang pada kerusuhan Hillsborough 33 tahun silam.

Yang Terjadi pada Penonton

Sesak napas sampai terinjak-injak adalah hal yang biasanya dijumpai dalam sebuah kerusuhan, yang juga terjadi baik di Kanjuruhan maupun Hillsborough.

Berdasarkan penuturan saksi mata dan korban selamat dari Kanjuruhan, kebanyakan penonton yang berusaha menyelamatkan diri saat itu terkena imbas gas air mata yang membuat sesak napas.

Bukan hanya itu, dengan mata yang berair mereka berupaya keluar dari stadion namun kebanyakan tidak berhasil.

Berdesakan dan berjejalan satu sama lain, tidak ayal membuat para penonton tumbang di tempat dan beberapa dari mereka meninggal dunia.

Bahkan di Tragedi Hillsborough, banyak penonton yang tergencet pagar pembatas hingga terinjak-injak - meski tidak ada isu gas air mata seperti di Kanjuruhan yang sampai saat ini masih diperbincangkan publik.

Ya, berada di keramaian yang berisi ribuan, bahkan puluhan ribu manusia, hal-hal seperti ini memang sangat rawan terjadi dan harus menjadi bahan evaluasi otoritas-otoritas terkait.

Telan Banyak Korban

Sepanjang sejarah, Hillsbourough yang awalnya selalu lekat dengan kampanye Justice for 96-nya, kini telah mencatatkan 97 korban meninggal dunia.

Adalah Andrew Devine, yang tutup usia usai menderita cedera dan kerusakan otak. Ia pun dinyatakan sebagai korban jiwa ke-97 Tragedi Hillsborough pada 2021, 32 tahun setelah peristiwa nahas tersebut terjadi.