Liga Champions: 4 Hal yang Bayern Munchen Petik dari Kekalahan Barcelona atas Inter Milan
Terdapat sebuah hal yang menakjubkan di sini sebab di Catenaccio masih kuat di tahun 2022. Sebagai informasi, Catenaccio bisa dibilang taktik pertahanan gerendel khas Italia.
Dengan demikian, Catenaccio adalah strategi permainan dengan pertahanan yang terorganisir dan efektif supaya lawan kesulitan menyerang atau menjaringkan gol.
Ya, Barcelona terkelabuhi oleh taktik tertua di dunia sepak bola itu, bahkan Inter Milan tidak terlihat terlalu mengancam saat menjalankan strategi itu.
Nerazzurri menunjukkan pertahanan berkelas sehingga tidak menciptakan ruang bagi Pedri cs untuk bernapas dengan membangun serangan.
Stefan de Vrij terus menempel pada Robert Lewandowski layaknya orang yang sedang kasmaran. Ousmane Dembele terus-menerus mencoba dribble bek yang tengah menunggunya. Bahkan, Pedri tidak menemukan celah untuk mengumpan bola.
Xavi Tidak Punya Rencana Cadangan
Ketika taktiknya tidak berjalan dengan baik, La Blaugrana tampak tidak menunjukkan respons yang signifikan untuk mengubah strateginya. Hal itu terjadi kala Barca dikalahkan Bayern Munchen dan juga Inter Milan.
Ya, Xavi tidak punya rencana lain ketika bagaimana crossing Dembele tidak sampai ke Lewandowski, apa yang harus dilakukan jika Pedri tidak bisa masuk kotak penalti untuk membantu serangan, dan lain sebagainya.
Mereka kehilangan sosok Lionel Messi yang bisa mengobrak-abrik pertahanan seorang diri dan mencetak gol dari pertahanan yang ketat.
Namun, ia sudah tiada dan setidaknya lupakanlah pria asal Argentina itu dahulu. Intinya, El Barca tidak memiliki pemain kreatif yang mampu menyuplai umpan manja layaknya Thomas Muller atau Kevin De Bruyne yang bisa memberi umpan matang walau di tengah pertahanan yang rapat.
Saat berhadapan dengan pertahanan kokoh Inter Milan, Barcelona asuhan Xavi ini terrus melakukan crossing di dalam kotak penalti dengan harapan Lewandowski bisa mencetak gol.
Ya, mungkin cara tersebut efektif dalam kebanyakan situasi, tetapi taktik tersebut bukanlah solusi yang paling kreatif di tengah kebuntuan La Blaugrana.