Eks Ketum PSSI Nurdin Halid usai Tragedi Kanjuruhan: Bukan Salah Suporter atau Polisi
Menurut Nurdin Halid, ketika ia menjabat sebagai Ketua Umum PSSI (2003-2011), ia kerap membiarkan sejumlah suporter yang masuk ke lapangan usai pertandingan.
"Zaman saya dulu, sekali pun dilarang, tapi begitu pertandingan usai, penonton masuk lapangan itu biasa, meskipun dilarang, dan tidak pernah ada kerusuhan seperti ini."
"Begitu penonton masuk lapangan, apalagi ketika timnya menang, dia ingin merayakan kemenangan dalam lapangan," kata Nurdin saat berbincang dengan Tommy Desky.
"Mereka masuk ke lapangan, belum tentu mereka ingin membuat kerusuhan, mungkin mereka ingin menyapa timnya, memaki-maki tim, tapi untuk anarki menurut saya tidak."
Lantas, apa fungsi aparat keamanan yang berjaga di stadion? Menurut Nurdin Halid, aparat tetap melindungi para pemain.
"Oleh karena itu, yang harusnya dilakukan adalah pihak keamanangan mengevakuasi seluruh pemain, dalam hal ini Persebaya maupun pemain Arema FC," katanya.
"Begitu sudah dievakuasi, maka saya yakin penonton akan bubar dengan sendirinya," tegas politikus berusia 63 tahun tersebut.
"Kalaupun mereka ada yang masih nekat melempar dan sebagainya, itulah yang dihalau, bukan dengan gas air mata."
Nurdin Halid juga menegaskan bahwa tak perlu menyalahkan polisi atas insiden yang terjadi, karena sudah naluri mereka untuk menghalau massa yang mengganggu.
"Karena mungkin psikologis polisi saat itu, di mana eskalasi massa luar biasa, sehingga tidak ada pilihan bagi pihak keamanan selain menembakkan gas air mata."