INDOSPORT.COM - Suporter Persis Solo, Pasoepati, menyadari banyaknya keraguan tentang perdamaian dengan suporter PSIM Yogyakarta. Belajar dari momen Bonek, Pasoepati meyakini kemesraan akan sempurna seiring berjalannya waktu.
Perdamaian suporter Persis Solo dengan PSIM Yogyakarta terbilang bagus. Situasi ini tercipta bukan karena pertemuan antarpengurus, melainkan justru antaranggota.
Pertemuan ribuan anggota ini terjadi di halaman parkir Stadion Mandala Krida, Selasa (4/10/22), kemudian berlanjut pada Kamis (6/10/22) malam, saat doa bersama di halaman parkir Stadion Maguwoharjo, Sleman.
Dalam doa bersama untuk Tragedi Kanjuruhan itu, kelompok suporter PSS Sleman selaku tuan rumah turut mengundang para suporter di Indonesia, khususnya yang berada di Pulau Jawa.
Ada ribuan anggota suporter PSIM serta Persis Solo yang memadati acara itu, bersama para anggota Brigata Curva Sud (BCS) dan Slemania.
Meski proses perdamaian sejatinya sudah mempertemukan ribuan anggota suporter Persis Solo dan PSIM Yogyakarta, namun masih ada pihak yang meragukan hal ini.
Pihak-pihak tersebut belum percaya bahwa perdamaian masih akan tercipta saat kompetisi sepak bola Indonesia berputar lagi. Dengan tensi tinggi, masih dimungkinkan perselisihan tercipta lagi.
Pandangan tersebut ditanggapi dingin oleh Presiden Pasoepati, Maryadi "gondrong" Suryadharma. Dia pun menyadari bahwa perdamaian itu butuh proses.
"Kami dulu pernah berseteru dengan Bonek. Pada saat itu ada pro dan kontra, ada yang suka dan ada yang tidak suka, tapi dalam perjalanan waktu, akhirnya dengan Bonek juga bersatu," kata Gondrong, Jumat (7/10/22).
"Mungkin saat ini (dianggap) belum 100 persen, tapi ke depannya kami ingin seterusnya dan selamanya bisa berdamai (dengan suporter PSIM)," lanjut Gondrong.