Liga Indonesia

Liga 1: Buntut Tragedi Kanjuruhan, Persis Tuntut Reformasi Sepak Bola Indonesia

Sabtu, 8 Oktober 2022 09:25 WIB
Penulis: Nofik Lukman Hakim | Editor: Indra Citra Sena
© Dok. DPP Pasoepati
Perwakilan suporter Persis Solo saat berpose bersama suporter Arema FC dalam acara tujuh harian Tragedi Kanjuruhan, Jumat (7/10/22). Foto: Dok. DPP Pasoepati Copyright: © Dok. DPP Pasoepati
Perwakilan suporter Persis Solo saat berpose bersama suporter Arema FC dalam acara tujuh harian Tragedi Kanjuruhan, Jumat (7/10/22). Foto: Dok. DPP Pasoepati
4. Reformasi Kepengurusan

Poin empat ini menjadi yang paling menarik. Meski tak menyebut nama federasi "PSSI" dalam tuntutan tersebut, namun tampaknya Persis Solo mengarah pada perombakan, salah satunya di PSSI.

"Adanya reformasi sistematik dalam kepengurusan ekosistem sepak bola Indonesia sebagai bentuk respons atas insiden di Stadion Kanjuruhan, sekaligus bertujuan mengevaluasi secara menyeluruh, demi masa depan yang lebih baik," tulis Persis Solo dalam poin empat.

Sejauh ini, tak ada satupun pengurus PSSI yang menjadi tersangka atas Tragedi Kanjuruhan. Bahkan, tak ada satupun pengurus PSSI yang mundur sebagai bentuk pertanggung jawaban.

Mosi Tidak Percaya

Yang perlu digaris bawahi, Persis Solo meminta agar empat tuntutan itu menjadi pertimbangan dalam melanjutkan kompetisi Liga 1 2022-2023.

"Jika tuntutan tersebut urung bisa dipenuhi, Persis mengajukan mosi tidak percaya sebagai pernyataan sikap klub," tegas Persis Solo.

Tuntutan Persis Solo ini mendapat respons positif dari segenap suporter setianya. Inilah momentum untuk memperbaiki sepak bola Indonesia secara menyeluruh.