INDOSPORT.COM – Salah satu klub Liga 1 Indonesia, Persis Solo melakukan langkah nyata untuk menunjukkan rasa belasungkawa mereka terhadap tragedi Kanjuruhan.
Mengingat ada 131 korban yang tewas dari pihak supporter, dalam penembakan gas air mata yang dilakukan oleh kepolisian setelah laga Arema vs Persebaya selesai.
Selain itu, Tragedi Kanjuruhan pada Sabtu (01/10/22) lalu diperparah dengan keadaan bahwa ada pintu keluar yang terkunci ketika laga ‘Derby Jatim’ telah berakhir.
Melansir dari laman resmi Persis Solo, management klub secara resmi mengambil tindakan dengan menuntut pertanggung jawaban dari pihak terkait, yang dituangkan dalam 5 poin berikut ini.
- Adanya forum lintas klub, panpel, dan aparat berwenang yang diinisiasi oleh operator liga dan federasi, untuk membahas reformasi standar operasional keamanan di dalam dan di luar stadion.
- Adanya pihak yang harus bertanggungjawab atas insiden di Kanjuruhan, serta diproses hukum secara transparan dan seadil-adilnya.
- Peniadaan jam kick-off yang terlalu malam, agar meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan. Federasi, operator, dan official broadcast harus mempertimbangkan rekomendasi dari klub yang berkoordinasi dengan panitia pelaksana dan aparat setempat.
- Adanya reformasi sistematik di dalam kepengurusan ekosistem sepakbola Indonesia sebagai bentuk respons atas insiden yang terjadi di Kanjuruhan, sekaligus bertujuan untuk melakukan evaluasi menyeluruh demi masa depan sepakbola Indonesia yang lebih baik.
- Jika tuntutan tersebut urung bisa dipenuhi, PERSIS mengajukan mosi tidak percaya sebagai pernyataan sikap klub.
Selain itu, ditengah beredarnya petisi yang menuntut Mochamad Iriawan untuk mundur. Persis Solo tidak lupa membuka pernyataan resmi terkait sikap klub, dengan menyampaikan bela sungkawa.