Gelandang Persija, Hanif Sjahbandi Senang Disambut Baik Bobotoh di Bandung
Hanif berharap, ke depannya seluruh suporter bisa saling mengunjungi dengan aman dan nyaman, saat tim kebanggaannya berlaga. Pasalnya, sejatinya rivalitas dalam sepak bola hanya berlangsung 2x45 menit.
Setelah pertandingan, semuanya kembali bersaudara dan tidak perlu ada yang saling menyakiti.
"Saya berharap ini jadi awal persatuan, rivalitas hanya 90 menit tapi kita tetap bersatu," jelas mantan pemain Arema FC ini.
Terkait tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Hanif mengaku sedih, pasalnya dalam kasus tersebut banyak korban jiwa berjatuhan, bahkan jumlahnya lebih dari 100 orang.
Sehingga, menurut Hanif tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, bukan hanya duka bagi Arema FC maupun Aremania, namun menjadi duka bagi semua pihak.
"Ini merupakan kesedihan bersama, duka kita bersama, ini kita lepas dari tim yang kita dukung, bahwasannya ini semua adalah rasa duka kita. Jadi ini adalah masalah kita semua," ucap Hanif.
Sementara itu, ketua pelaksana kegiatan "Dari Kami untuk Malang", Ebith Beat A, mengatakan acara tersebut digagas tak lepas dari peran berbagai elemen suporter yang ada di wilayah Bandung raya.
Menurutnya, berbagai elemen suporter yang ada di Bandung raya memiliki rasa solidaritas dan turut duka cita atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang.
"Menginisiasi doa bersama, karena ternyata semua teman-teman punya ide yang sama. Curhat sama teman-teman ternyata punya ide sama," kata Ebith di GOR Saparua, Kota Bandung.
"Akhirnya sama-sama kita laksanakan. Bisa melaksanakan, karena mengejar sepekan Kanjuruhan dan difasilitasi oleh JQR (Jabar Quick Response) bisa terlaksana. Acara digelar di ruang tertutup karena sedang musim hujan," jelas Ebiet menambahkan.