Liga Indonesia

Arema FC Beri Dukungan Moril untuk Abdul Haris Usai Jadi Tersangka Tragedi Kanjuruhan

Senin, 10 Oktober 2022 09:10 WIB
Penulis: Ian Setiawan | Editor: Prio Hari Kristanto
© Ian Setiawan/Indosport.com
Dukungan secara moril tetap diberikan Arema FC kepada Abdul Haris, usai penetapannya sebagai tersangka oleh pihak kepolisian, Kamis (06/10/22) lalu. Foto: Ian Setiawan/Indosport.com Copyright: © Ian Setiawan/Indosport.com
Dukungan secara moril tetap diberikan Arema FC kepada Abdul Haris, usai penetapannya sebagai tersangka oleh pihak kepolisian, Kamis (06/10/22) lalu. Foto: Ian Setiawan/Indosport.com

INDOSPORT.COM - Tim Liga 1, Arema FC, sebagai klub tentu tak melepas tanggung jawab terhadap terjadinya Tragedi Kanjuruhan usai Derby Jatim menjamu Persebaya Surabaya, Sabtu (01/10/22) lalu.

Dukungan secara moril tetap diberikan dengan tulus kepada Abdul Haris, usai penetapannya sebagai tersangka oleh pihak kepolisian, Kamis (06/10/22) lalu.

"Kami dari manajemen Arema FC tetap menghormati seluruh proses hukum yang ada," ujar manajer tim, Muchammad Ali Rifki, kepada awak media di Malang, Jumat (07/10/22).

Ya, Abdul Haris menjadi tersangka dengan dugaan melanggar Pasal 359 dan 360 KUHP tentang kelalaian yang menyebabkan orang terluka maupun mati.

Ketua Panpel Arema FC itu dinilai paling bertanggung jawab atas tewasnya 131 orang dan ratusan lain menderita luka-luka imbas dari tragedi di Kanjuruhan.

Sementara dari aspek football family, Abdul Haris dikenai sanksi berat dengan larangan berkecimpung di dunia sepak bola seumur hidup.

Sanksi itu dijatuhkan Komite Disiplin (Komdis) PSSI, bersama Suko Sutrisno (Security Officer) melalui keputusan sidang Rabu (05/10/22).

"Kami ikut mendoakan kepada Pak Haris, untuk tabah dan kuat menghadapi ini. Bagaimana pun, beban beliau sangat berat saat ini," tambah Ali Rifki.

Klub berlogo kepala singa itu sendiri sudah dikenai sanksi dari Komite Disiplin (Komdis) PSSI saat press conferrence di Malang, 
Arema FC dilarang menggelar seluruh laga home di Liga 1 musim ini di Malang, dan wajib mencari stadion berjarak 250 kilometer dari Malang tanpa penonton plus denda Rp250 juta.