INDOSPORT.COM - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menilai ada kejahatan sistematis dalam Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022.
Sudah sepekan sejak Tragedi Kanjuruhan Arema FC vs Persebaya berlalu. Sebanyak 131 orang telah meninggal dunia, mulai dari anak-anak, dewasa, lelaki dan perempuan.
Selain korban yang meninggal dunia, ada pula ratusan korban lainnya yang dilarikan ke rumah sakit karena luka ringan hingga luka berat, termasuk masalah penglihatan.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Pemprov Jawa Timur, jumlah korban luka ringan 550 orang, luka berat 23 orang, dan 36 korban masih menjalani perawatan di RS.
Banyak yang menuding pihak keamanan, dalam hal ini adalah aparat kepolisian, jadi aktor utama banyaknya korban jiwa dalam Tragedi Kanjuruhan tanggal 1 Oktober 2022.
Terbukti, beberapa aparat keamanan langsung ditetapkan tim penyidik sebagai tersangka dalam Tragedi Kanjuruhan lalu.
Namun, Kontras menduga jika tragedi ini sudah dirancang oleh seseorang dengan kedudukan yang lebih tinggi, meski tidak turun langsung ke lapangan Kanjuruhan.
Hal ini mereka tegaskan, melihat hasil investigasi dari Tim Pencari Fakta Koalisi Masyarakat Sipil yang menemukan banyak kejanggalan dalam Tragedi Kanjuruhan ini.
"Peristiwa kekerasan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan merupakan dugaan kejahatan yang terjadi secara sistematis, yang tidak hanya melibatkan pelaku lapangan!" tulisnya.
Tim Pencari Fakta Koalisi Masyarakat Sipil mendapatkan temuan awal bahwa peristiwa kekerasan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan merupakan dugaan kejahatan yang terjadi secara sistematis, yang tidak hanya melibatkan pelaku lapangan! https://t.co/vg6v6bLnXI
— KontraS (@KontraS) October 9, 2022