Terus Tergelincir, Bayern Munchen Harus Akhiri Dominasi Satu Dekade di Liga Jerman?
Banyak faktor bisa jadi penyebab anomali performa Bayern Munchen saat ini di Liga Jerman.
Kehilangan Robert Lewandowski yang sudah menjadi andalan mereka di lini depan selama nyaris satu dekade terakhir bisa menjadi salah satu alasan yang menonjol.
Meski sudah membeli Sadio Mane, namun tetap saja kedua pemain memiliki karakteristik yang berbeda sehingga tidak bisa dianggap sebagai pergantian yang pas.
Lewandowski adalah mesin gol murni yang bisa merubah sentuhan apapun menjadi angka. Sementara itu Mane juga sebenarnya pemain subur namun sebagai winger dan bukan penyerang tengah.
Akan tetapi jika merunut ke belakang, sebenarnya Bayern memang ditakdirkan kehilangan dominasi mereka.
Dalam sepuluh musim terakhir, Bayern Munchen adalah juara Liga Jerman dan kini telah mengoleksi total 32 gelar yang merupakan rekor terbanyak.
Sebelumnya hanya ada satu tim lain yang bisa sedemikian konsisten menjaga dinasti mereka yakni BFC Dynamo dengan sepuluh gelar liga berurutan juga sejak 1978 hingga 1988 kendati pada masa itu format Bundesliga belum terbentuk.
Kala itu Dynamo berkompetisi di liga Jerman Timur yang bergulir sebelum reunifikasi Jerman. Kini kesebelasan berjuluk Die Weinroten tersebut bermain di kasta keempat.
Fakta unik lain adalah mereka juga pernah diperkuat pelatih Persija Jakarta saat ini, Thomas Doll, pada 1986-1990 dan sempat merasakan masa jaya Dynamo.
Namun belum pernah ada yang bisa menjadi juara beruntun untuk sebelas musim. Mungkin di 2022/2023 ini kita bisa melihat ada tim lain yang bisa menganggu hegemoni Bayern.