Dinasti Jebolan Akademi AC Milan yang Sukses Raih Scudetto Bersama Inter
Francesco Toldo memulai kariernya sebagai penjaga gawang dengan menimba ilmu sepak bola bersama akademi AC Milan.
Namun pada 1990, Toldo yang masih memperkuat Milan U-19, mendapat tawaran menarik diajak hijrah ke Hellas Verona.
Singkat cerita, karier kiper berpostur 196 cm ini terus mengalami peningkatan, seiring petualangannya pindah-pindah klub.
Setelah Verona, Toldo sempat membela dua klub Liga Italia lain yang kurang tenar, yakni Trento dan Ravenna.
Pada musim panas 1993, barulah Toldo kembali bisa memperkuat tim yang reputasinya cukup besar, yakni Fiorentina.
Baru berusia 21 tahun, peran Toldo kala itu langsung menjadi pilihan utama di bawah mistar gawang Fiorentina yang masih menghiasi pentas Serie B.
Bersama rekannya, Gabriel Batistuta, peran Toldo pada musim 1993/94 berhasil memberikan kontribusi besar mengantarkan Fiorentina meraih tiket promosi ke Serie A.
Bermain di kasta tertinggi, kegemilangan Toldo mengawal gawang makin menjadi-jadi, hingga dikenal luas oleh publik sepak bola Italia.
8 Oktober 1995, Toldo dipercaya menjalani debut membela Timnas Italia, berkat pengaruh penampilan apiknya di Fiorentina.
Berjalannya waktu, performa Toldo terus konsisten, bahkan mampu membawa Fiorentina meraih prestasi bergengsi, bersaing di papan atas, serta dua kali menjuarai Coppa Italia, musim 1995/96 dan 2000/01.
Hendak meningkatkan level karier, Toldo pada 2001 menerima tawaran dari klub Liga Italia yang memiliki reputasi lebih besar, yaitu Inter Milan.
Manajemen Inter berani mengeluarkan dana penebusan Toldo sebesar 26,5 juta euro, angka yang sangat tinggi kala itu untuk ukuran transfer kiper.
Harapan Toldo buat merasakan karier yang lebih indah bersama Inter pun ternyata benar terwujud, terbukti lewat catatan prestasi menterengnya.
Toldo mampu mengambil peran dalam keberhasilan Inter meraih empat gelar juara Liga Italia, masing-masing pada musim 2005/06, 2006/07, 2007/08, dan 2008/09.
Karier Toldo sendiri kemudian diakhirinya di Inter, yang mana ia memutuskan gantung sepatu tepat setelah musim 2009/10 rampung.