Reformasi Sepak Bola Indonesia, Rasiman Bicara Waktu Kick Off, Mentalitas hingga Hillsborough
Dari pengalamannya ketika berada di Inggris, Rasiman melihat para pemain tampak nyaman ketika memainkan laga pukul 12.00 waktu setempat. Pasalnya, suhu dan kelembaban berbeda dengan Indonesia.
"Apa yang dilakukan Liga Malaysia itu sangat betul bahwa semua laga kompetisi teratas main malam, untuk menunggu suhunya turun, sehingga intensitas pertandingan menjadi lebih baik. Di Indonesia, main sore, suhunya bisa 34-35 derajat, bagi saya itu bukan tempat yang standar buat bermain sepak bola," jelas Rasiman.
Makanya, sejak awal Rasiman lebih fokus pada mentalitas orang-orang yang ada di sepak bola. Ketika semua pihak bisa melihat dengan cara yang benar, maka Tragedi Kanjuruhan tak akan terulang lagi.
"Sebetulnya ini lebih ke reformasi manusianya dan cara berpikir kita semua bagaimana melihat sepak bola itu seperti apa," jelas Rasiman.
Rasiman juga tak ingin ada pihak-pihak yang saling menyalahkan. Tragedi Kanjuruhan harus dijadikan momentum bagi sepak bola Indonesia untuk bangkit.
"Menurut saya pribadi, yang salah itu bukan jam kick off, tapi yang salah itu kita semua. Di Indonesia ini belum sadar bahwa fanatisme itu harus dikelola dengan baik," ucap Rasiman.
Inggris juga sejatinya memiliki fanatisme yang brutal lewat tingkah para hooligan. Ada banyak keributan yang melibatkan para suporter. Namun, semua berubah setelah Tragedi Hillsborough.
Tragedi sebelum laga Nottingham Forest melawan Liverpool pada 15 April 1989 itu menewaskan 97 orang. Seluruh korban merupakan pendukung Liverpool yang berdesak-desakan untuk masuk tribun. Setelah tragedi itu, tingkat keamanan dan kenyamanan sepak bola Inggris diperbarui. Tak ada lagi pagar tinggi sebagai pembatas antara tribun dengan lapangan Tribun berdiri juga sudah dihilangkan.
"Suporter itu kekuatan ekonomi. Tanpa mereka klub juga repot, karena pengeluaran klub untuk menyelenggarakan pertandingan dan operasional klub itu juga sangat besar, sehingga suporter itu bagian integral dari klub," ucap Rasiman.
"Mudah-mudahan dengan pembinaan yang baik oleh pemerintah, FIFA, maupun PSSI, kita akan berubah, seperti halnya di Inggris, setelah tragedi Hillsborough, rasanya tidak ada lagi hooligan bertempur di lapangan," pungkasnya.