Aparat Tak Paham Karakter Suporter, Panpel Arema FC: Pitch Invasion Adalah Fenomena Wajar
Dari urutan kronologi di atas, muncul indikasi adanya kesalahan persepsi dari oleh pihak keamanan. Mereka mungkin berpikir, masuknya suporter ke tengah lapangan terindikasi melakukan penyerangan.
Jika memahami karakter suporter yang sudah jamak melakukan pitch invasion, seharusnya penanganan bisa dilakukan secara lebih bijak.
"Dan (aksi pitch invasion) itu bisa kita halau dengan persuasif, dengan humanis. Bukan dengan kekerasan atau ekspresif," urai Abdul Haris.
Maka dari itu, dia sangat menyesalkan adanya tembakan gas air mata dari petugas ketika berupaya menghalau serbuan suporter untuk memasuki lapangan.
"(Penanganan secara) berlebihan itu menjadikan suasana menjadi kacau. Dan fatalnya adalah penembakan gas air mata, yang di luar kendali panpel," kata Abdul Haris.
Sebelumnya, Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Arema FC, Abdul Haris, masih heran dengan upaya pengusutan atas terjadinya tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (1/10/22) lalu.
Dalam benaknya, masih belum ada upaya nyata untuk menyelidiki pemakaian gas air mata sekaligus motif yang menyertainya. Padahal, itulah faktor penyebab kepanikan suporter di tribun, sehingga mereka saling berebut akses keluar stadion.
Pada akhirnya, ratusan suporter berdesakan dan berhimpitan di pintu. Mereka menjadi korban atas tragedi memilukan yang memakan korban 132 orang meninggal dunia tersebut.
"Itulah yang masih menjadi pertanyaan di otak saya," ucap Abdul Haris ketika mengunjungi Gate 13 untuk berdoa kepada korban Tragedi Kanjuruhan, Rabu (12/10/22).
Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris, sendiri sudah ditetapkan tersangka oleh pihak kepolisian dan menjalani sejumlah pemeriksaan atas pertanggungjawaban terhadap terjadinya Tragedi Kanjuruhan.