Liga Inggris

Jadi 'Biang Kerok' Pemecatan Steven Gerrard, Philippe Coutinho Dituntut Minta Maaf

Senin, 24 Oktober 2022 14:56 WIB
Penulis: Stefan Ariel Kristanto | Editor: Deodatus Kresna Murti Bayu Aji
© Reuters/Lee Smith
Philippe Coutinho, pemain Aston Villa yang diduga jadi biang kerok pemecatan Steven Gerrard. Copyright: © Reuters/Lee Smith
Philippe Coutinho, pemain Aston Villa yang diduga jadi biang kerok pemecatan Steven Gerrard.
Performa Jeblok Coutinho Jadi Alasannya

Dilansir dari The Express, Phillipe Coutinho didesak untuk melayangkan permintaan maaf kepada Steven Gerrard menyusul pemecatannya dari kursi kepelatihan Aston Villa.

Hal itu dikatakan oleh mantan kapten Aston Villa, Gabriel Agbonlahor, yang berujar bahwa Phillipe Coutinho membuat Steven Gerrard kecewa.

Coutinho sendiri dibawa Steve G ke Aston Villa pada Januari lalu dengan status pinjaman. Saat itu, pria asal Brasil ini tampil mengesankan hingga akhirnya The Villans mempermanenkannya.

Akan tetapi, pria berusia 30 tahun itu tidak bisa memenuhi ekspektasi pelatih yang dipercayakan padanya setelah gagal memberikan kontribusi gol satu pun.

Agbonlahor berpendapat bahwa pekerjaan Gerrard terasa jauh lebih sulit sebab performa Coutinho yang tengah anjlok.

“Coutinho adalah orangnya dan dia tidak tampil untuknya. Coutinho berutang permintaan maaf kepada Gerrard, bagi saya, untuk penampilannya, Gerrard mendukungnya," kata Agbonlahor kepada talkSPORT.

Sejak dibabat Brentford 4-0 di pertandingan pertama mereka tanpa Gerrard, Agbonlahor menegaskan itu benar untuk memecat legenda Liverpool dari kursi kepelatihan Aston Villa.

“Formasinya tidak berjalan, dia ingin full-back bermain melebar, tetapi tidak berhasil. Dia menyingkirkan semua pemain sayap sehingga hal itu membuat penggemar sedikit kesal,” tambahnya.

“(Permainan) kami menjadi mudah ditebak serta membosankan dan dengan terlalu banyak bola ke dalam kotak penalti yang mana para striker tidak akan memenangkan sundulan.”

“Taktiknya buruk dan itu hanya masalah waktu. Aston Villa ingin lolos ke (kompetisi) Eropa, bukan melawan degradasi," tutupnya.

Sumber: The Express.