INDOSPORT.COM - Madura United tampak mulai berhitung secara cermat setelah melihat situasi dan kondisi terkini dari sepak bola Indonesia. Sementara ini, kompetisi sepak bola Liga 1 masih vakum.
Ya, situasi itu tak lepas dari Tragedi Kanjuruhan selepas Derby Jatim antara Arema FC versus Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (01/10/22) silam.
Tragedi yang sangat buruk dalam sejarah sepak bola nasional, lantaran menyebabkan 135 orang meninggal dunia dengan ratusan lainnya masih luka-luka.
Sementara kelanjutan Liga 1 juga belum menampakkan perkembangan yang signifikan. Kendati sejauh ini, PSSI baru menetapkan waktu tentatif pada 25 atau 26 November 2022 mendatang.
Situasi ini pun langsung diantisipasi klub berjulukan Laskar Sape Kerrab itu, dengan menggelar diskusi bersama sejumlah pihak yang terkait.
"Kami dalam lima hari ini mengajak bicara pemain, pelatih (serta staf ofisial) dan sponsor untuk mendiskusikan sejumlah skenario (perihal kompetisi)," bilang Direktur Madura United, Ziaul Haq Abdurrahim.
Dalam adendum yang digelar pada Selasa (25/10/22), topik yang menjadi pembahasan memang tak lepas dari bagaimana pemenuhan hak dan kewajiban.
"(Adendum ini tercapai) agar mereka mendapat kepastian hukum atas (pemenuhan) hak dan kewajiban," sambung dia.
Pada satu sisi, klub mesti memenuhi kewajibannya untuk memenuhi hak-hak anggota timnya seperti gaji dan sebagainya yang tertuang dalam klausul kontrak.
Namun di sisi lain, klub juga tak bisa terus diam. Karena dengan situasi yang tak kunjung jelas ini, klub jelas dirugikan secara finansial.