3 Pemain Muda Super Hebat Milik Akademi Manchester United yang Gagal Jadi Pemain Bintang
Class of 92 akan selalu jadi sejarah indah yang dimiliki Manchester United. Bahkan kisahnya mungkin jauh lebih indah andai sang pemain terhebat, Ben Thornley, kariernya tak meredup dengan cepat.
Ben Thornley berposisi asli sebagai pemain sayap. Semasa di tim akademi, Ben Thornley selalu menunjukkan kelihaiannya menggiring bola menggunakan dua kaki serta lincah mengelabui lawan.
Ketika tim akademi Man United menjuarai FA Youth Cup 1992, Ben Thornley pun mengambil peran vital. Ben Thornley mampu menunjukkan kualitas permainan paling bagus di antara rekan-rekannya.
Pengakuan atas kualitas Ben Thornley disampaikan langsung oleh pelatih akademi Man United masa awal 1990-an, Nobby Stiles. Menurut Nobby Stiles, bakat Ben Thornley jauh lebih hebat dari siapapun yang ada dalam skuat Class of 92.
Nobby Stiles bahkan menyebut Ben Thornley jauh lebih hebat ketimbang Ryan Giggs. Bagi Nobby Stiles, kemampuan olah bola Ben Thornley hampir setara seperti legenda Man United, George Best.
"Ben Thornley (adalah yang terbaik). Ben satu-satunya pemain Manchester United yang kemampuannya sangat mendekati level George Best," ucap Nobby Stiles seperti dikutip dari The Guardian.
Berkat bakat sensasionalnya, Ben Thornley sudah mendapat kesempatan debut bersama tim senior Manchester United pada 1994. Usianya yang kala itu baru 18 tahun, dipercaya pelatih Man United, Sir Alex Ferguson, tampil dalam laga Liga Inggris 1993/94 pekan ke-29 kontra West Ham United.
Ben Thornley memulai laga debutnya dari bangku cadangan pada menit ke-78 menggantikan Deni Irwin. Situasinya Manchester United sedang tertinggal 1-2 dan butuh daya gedor tambahan guna mengejar ketertinggalan.
Masuknya Ben Thornley benar saja mengubah laju serangan Manchester United yang kian agresif. Sampailah pada menit ke-87, Man United sukses mencetak gol penyama kedudukan melalui gol Paul Ince.
Nama Ben Thornley meski tak menghasilkan gol atau assists, tetap bermain apik membantu Man United terhindar dari kekalahan. Ferguson yang puas atas debut Ben Thornley, sudah menyiapkan laga lainnya agar sang wonderkid dapat merumput lagi.
Pertandingan yang dimaksudkan Ferguson ialah laga pekan ke-36 kontra Oldham Athletic. Ferguson memastikan nama Ben Thornley bakal masuk ke jajaran skuat yang dibawa Man United.
Namun sebelum bertanding meladeni Oldham, Ferguson meminta Ben Thornley untuk lebih dulu bermain bersama tim cadangan Man United melawan Blackburn Rovers. Ferguson turut datang menyaksikan laga tim cadangan dan duduk tepat di sebelah ayahnya Ben Thornley.
Pertandingan awalnya berjalan seperti biasa. Ben Thornley banyak melakukan pergerakan lincah menusuk pertahanan Blackburn dari sisi sayap.
Petaka datang bagi Ben Thornley ketika bek Blackburn, Nicky Mayer, melancarkan tekel keras. Ben Thornley yang sedang berlari kencang langsung terjatuh dan meringis kesakitan.
"Saya tahu dari cara saya dijegal dan arah kaki saya, ada sesuatu yang amat fatal," kata Ben Thornley.
"Sir Alex Ferguson dan ayah saya berada di tribun. Ketika saya ditekel, Ferguson langsung mencengkeram bahu ayah saya. Dia bisa melihat ada sesuatu yang tidak benar. Dia langsung membawa ayah saya ke ruang ganti melihat keadaan saya," lanjut Ben Thornley.
Benar, Ben Thornley ternyata mengalami cedera parah akibat menerima tekelan bek Blackburn. Beberapa bagian urat ligamennya pecah, hamstring Ben Thornley ikutan sobek.
Kategori cedera Ben Thornley bisa dibilang sangat-sangat parah bagi pemain semudanya. Pemain level senior saja akan langsung frustasi menerima cedera yang demikian.
“Ketika ahli bedah memaparkannya cedera yang saya alami, dia menggambarkannya seperti membuka buku dan semua halamannya lepas,” kata Ben Thornley.
Cedera akhirnya memang bisa disembuhkan, tapi tak lagi membuat Ben Thornley dapat bergerak leluasa. Kakinya kerap merasakan sakit ketika melakukan gerakan-gerakan yang dulu biasa lincah ia praktekkan untuk menggocek lawan.
Lama-kelamaan, sisi psikologis Ben Thornley terganggu. Ben Thornley frustasi mendapati dirinya yang tak bisa mengembangkan bakatnya secara maksimal.
Ben Thornley malah sering terjebak dengan minuman-minuman beralkohol. Ada momen yang mana Ben Thornley hampir selalu mabuk-mabukkan setiap hari.
Alhasil, Ben Thornley sampai dijual Manchester United pada musim panas 1998, ia cuma mencatatkan 11 penampilan, tanpa torehan assist atau gol satu pun. Ben Thornley dijual ke Huddersfield dan sejak itu sinar sang pemain terhebat class of 92 benar-benar meredup.