INDOSPORT.COM - Gilang Widya Pramana mengaku sudah melalui banyak pertimbangan dalam keputusannya untuk mengundurkan diri dari jabatan Presiden Arema FC pada Sabtu (29/20/22).
Pengusaha kelahiran Probolinggo, Jawa Timur itu juga memastikan bahwa mundur adalah murni keputusannya. Karena jika melihat media sosial, banyak sekali desakan mundur dari beberapa orang.
"Pengunduran diri saya tidak ada tekanan dari pihak manapun. Itu murni keputusan saya," ucap Gilang di hadapan awak media dalam press conferrence di Kantor Arema FC.
Menurut Gilang, keputusan untuk melepas jabatan presiden klub merupakan bagian dari tanggung jawabnya secara moral, atas insiden yang terjadi ketika Tragedi Kanjuruhan.
Sebagaimana diketahui, insiden selepas Derby Jatim antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (01/10/22) itu menjadi kisah kelam dalam sejarah sepak bola nasional.
Sebanyak 135 korban dinyatakan meninggal dunia. Sedangkan ratusan korban lain masih mengalami luka-luka baik berat, sedang dan ringan.
"Utu murni tanggung jawab secara moral. Karena saya sangat merasakan kesedihan dan traumatis yang mendalam," beber dia.
"Tidak hanya saya, semua manajemen yang terlibat (di Arema FC) juga merasakan hal yang sama. Ada trauma yang luar biasa," tambah pengusaha berusia 35 tahun tersebut.
Begitu pula dengan adanya pemeriksaan yang dijalani Gilang di Polda Jawa Timur, perihal Tragedi Kanjuruhan yang menumbangkan ratusan korban.
"Tidak ada kaitannya dengan itu. Pemeriksaan di Polda saya selalu siap dan akan kooperatif," ucap sosok yang menjabat Presiden Arema FC sejak Juni 2021 lalu tersebut.