Dihujat Sana-sini, Segini Biaya Fantastis yang Dihabiskan Qatar untuk Gelar Piala Dunia 2022
Nilai tersebut bahkan hampir 20 kali lebih besar dari tuan rumah Piala Dunia edisi sebelumnya, Rusia, yang hanya menghabiskan 11,6 miliar dolar.
“Qatar telah menghabiskan $220 miliar untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA 2022. Hampir 20 kali lipat dari tuan rumah terakhir, Rusia $11,6 miliar,” tulis Niguel D’Souza.
Qatar has spent $220 billion to host the 2022 FIFA World Cup 🏆
— Nigel D'Souza (@Nigel__DSouza) October 30, 2022
Almost 20x that of the last host, Russia @ $11.6 billion.#Qatar2022 #FIFAWorldCup pic.twitter.com/bU3gm1pOD8
Melansir dari Naira Metrics, sebagian uang tersebut yang dihabiskan termasuk 10 miliar dolar digunakan untuk pembangunan stadion baru.
Sebagian besar dari 220 miliar dolar juga dihabiskan untuk memperbaiki transportasi dan infrastruktur di luar olahraga.
Kemudian pada tahun 2019, sejumlah besar 36 miliar dolar digunakan untuk membangun jaringan transportasi bawah tanah yang akan digunakan oleh para pendukung selama turnamen.
Negara ini juga menghabiskan 16 miliar dolar untuk mempercantik dan menambah fasilitas Bandara Internasional Hamad untuk mempermudah transportasi.
Rupanya, ada alasan lain mengapa Qatar mau jor-joran atau menghabiskan biaya besar untuk menggelar Piala Dunia 2022 ini.
Menurut beberapa pejabat yang terlibat dalam perencanaan Piala Dunia, Qatar 2022 jadi bagian dari rencana urbanisasi nasional besar-besaran yang tertuang dalam Nasional Qatar 2030.
Namun demikian, Qatar mendapatkan imej yang agak buruk terkait Hak Asasi Manusia (HAM) dalam proses mereka memantaskan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia.
Qatar kerap menjadi sorotan karena memperlakukan buruh dan pekerja secara semena-semana sejak proyek Piala Dunia 2022 dimulai.
Tak peduli dengan sorotan itu, Qatar hanya tinggal menunggu hari untuk bisa mensukseskan Piala Dunia pertama di Timur Tengah sehingga berharap dapat keuntungan besar.
Qatar sendiri diketahui tergabung di Grup A Piala Dunia 2022 bersama dengan Ekuador (CONMEBOL), Senegal (CAF), dan Belanda (UEFA).
Sumber: Twitter/Niguel D'Souza, Nairametrics.com