3 Alasan Mengapa Christian Pulisic Lebih Realistis Diboyong AC Milan Ketimbang Hakim Ziyech
Alasan pertama adalah perkara non teknis. Ziyech sendiri dinilai merupakan pemain yang indisipliner, baik sejak era Thomas Tuchel maupun Graham Potter.
Statistik mencatat, musim ini eks Ajax Amsterdam tersebut sudah 3 kali dicoret dalam skuat The Blues dengan alasan yang tak jelas.
Akibatnya, nakhoda The Blues pun acapkali mengganjar Ziyech untuk duduk di bangku cadangan. Tak heran jika ia minim menit bermain.
Bahkan, saat Chelsea masih diampu oleh Tuchel, Ziyech beberapa kali terlibat ketegangan dengan pelatih asal Jerman tersebut.
Publik tentu masih ingat saat Ziyech salah melakukan passing ke rekannya dalam laga panas kontra Manchester City.
Kala itu, saat Ziyech salah melakukan umpan serangan balik, Tuchel langsung berdiri dari bangkunya dan meledak-ledak menunjukkan ekspresi kemarahan.
Momen tersebut bukan sekali saja terjadi. Tak heran jika Ziyech menjadi pemain pinggiran oleh Tuchel. Bahkan hingga Potter mengambil alih kursi kendali Chelsea.
Dikhawatirkan, sikap indisipliner Ziyech tersebut bakal ia teruskan jika ia bergabung dengan AC Milan. Terlebih, tekanan di AC Milan juga tergolong tinggi.
Berbeda dengan Pulisic, meski ia tergolong pemain pinggiran namun rezim Tuchel maupun Potter masih memberi kepercayaan pada Pulisic lantaran sang pemain tak se-bengal Ziyech.
Itulah sebabnya, nama Christian Pulisic lebih realistis diboyong I Rossoneri ketimbang Hakim Ziyech yang punya riwayat indisipliner.