Kisah Tasmania Berlin, Klub dengan Rekor Abadi di Bundesliga Jerman: Mustahil Disamai Bayern Munchen
Sekitar tahun 1965 sampai 1966, Indonesia sedang bergejolak akibat isu partai komunis PKI. Bila gejolak di Indonesia amat serius, Jerman memiliki pergulatan yang lebih santai (tapi tetap serius), yaitu sepak bola.
Bundesliga Jerman 1965/66, Tasmania Berlin berhak bermain dalam kompetisi kasta tertinggi. Sekedar catatan, momen itu merupakan satu-satunya pengalaman Tasmania Berlin di Bundesliga Jerman, sampai sekarang belum lagi dapat mereka ulangi.
Kesempatan demikian datangnya bukan karena Tasmania Berlin merajai kompetisi kasta kedua kemudian promosi ke kasta tertinggi. Tiket Bundesliga Jerman mereka genggam justru ditenggarai sebuah rezeki tak terduga yang datang berkat peraturan kompetisi.
Singkat cerita, Tasmania Berlin kala itu masihlah berbentuk klub sepak bola amatir. Mereka dipercaya main di Bundesliga Jerman untuk menggantikan slot yang aslinya dimiliki klub kota Berlin lainnya, Herta Berlin.
Bundesliga 1965/66 adalah musim ketiga sejak kompetisi pertama kali dibentuk. Musim sebelumnya, Herta Berlin menduduki peringkat 14 dari 16 tim peserta, alias masuk zona degradasi bersama Karlsruher SC dan Schalke 04.
Sistem degradasi hasil kompetisi musim 1964/65 tiba-tiba ditiadakan lantaran Bundesliga hendak menambah jumlah tim pesertanya. Akan tetapi, lisensi Herta Berlin sebagai klub peserta harus dicabut karena terbukti bersalah melanggar aturan. Herta Berlin kedapatan memiliki pengeluaran gaji yang melebihi peraturan salary cap Bundesliga kala itu.
Otoritas Bundesliga lantas mencari tim pengganti Herta Berlin. Bundesliga membidik klub yang latar belakangnya juga berasal dari Berlin.
Pertama-tama, otoritas Bundesliga menunjuk Tennis Borussia Berlin selaku jawara ajang Berlin-Liga (kompetisi sepak bola di kota Berlin yang kini menjadi kompetisi kasta keenam Jerman). Namun Tennis Borussia Berlin sadar diri bahwa kualitas mereka tak layak berlaga di Bundesliga, sehingga mereka menolak penunjukkan ini.
Selanjutnya Bundesliga melirik tim runner-up Berlin-Liga, Spandauer SV. Lagi-lagi, tawaran ditolak dengan alasan yang serupa.
Bundesliga tetap ngotot mencari tim asal Berlin. Maklum, kala itu perwakilan tim dari Berlin yang jadi pusat politik Jerman sangat penting bagi keberlangsungan kompetisi.
Langkah berikutnya yang diambil adalah menunjuk peringkat ketiga Berlin-Liga. Tim yang menduduki peringkat tiga kebetulan ialah Tasmania Berlin.
Enggan menyia-nyiakan kesempatan, Tasmania Berlin menerima ajakkan Bundesliga. Terjadilah musim 1965/66 Tasmania Berlin berlaga di kompetisi kasta tertinggi sepak bola Jerman.