Piala Dunia 2022 Bisa Selamatkan Chelsea dari Jurang Kehancuran di Musim Ini, Kok Bisa?
1. Graham Potter Punya Sesi ‘Pramusim’
Kehadiran Piala Dunia 2022 bisa saja menyelamatkan musim Chelsea seiring bakal adanya waktu bagi Graham Potter untuk melakoni ‘pramusim’.
Seperti yang diketahui, Graham Potter ditunjuk melatih Chelsea pada awal September 2022 lalu menggantikan Thomas Tuchel yang dipecat.
Penunjukkannya tersebut terjadi di tengah-tengah musim, di mana Graham Potter belum memiliki waktu yang cukup untuk mengimplementasikan filosofinya ke para pemain Chelsea.
Proses adaptasi terutama mengenai gaya permainan dari Tuchel ke Graham Potter jelas membutuhkan waktu, dan tak bisa dilakukan begitu saja saat kompetisi berlangsung.
Karenanya, hadirnya Piala Dunia 2022 membuat Graham Potter bisa memiliki waktu ‘pramusim’nya sendiri untuk menerapkan filosofinya ke para pemain Chelsea.
Kurang lebih, Graham Potter memiliki waktu sebulan lebih untuk menanamkan filosofinya ke para pemain Chelsea agar bisa tampil sesuai harapannya dan bisa menemukan formasi idealnya.
2. Para Pemain Cedera Bakal Pulih
Hadirnya Piala Dunia 2022 akan memberikan waktu bagi para pemain Chelsea yang mengalami cedera parah untuk pulih kembali.
Rahasia terbesar dari jebloknya permainan Chelsea terutama adalah dari cederanya para pemain pilar. Total ada enam pemain The Blues yang cedera, di mana lima di antaranya adalah pemain pilar.
Sebut saja Reece James, N’Golo Kante, Ben Chilwell, Kepa Arrizabalaga, dan Wesley Fofana. Lima pemain ini merupakan lima pemain andalan di kubu Chelsea.
Karena kompetisi diliburkan akibat Piala Dunia 2022, kelima pemain ini bisa memiliki waktu untuk pulih, sehingga kelimanya siap untuk bertarung kembali pasca event empat tahunan itu.
Selain para pemain yang cedera, Chelsea juga diuntungkan dengan sedikitnya pemain yang dipanggil ke tim nasional untuk Piala Dunia 2022 serta banyaknya waktu untuk istirahat.
Dari 25 pemain yang ada di skuadnya, 13 di antaranya tak akan bermain di Piala Dunia 2022. Jumlah ini dirasa cukup bagi Graham Potter untuk menerapkan formasinya sembari menanamkan filosofinya.