Ditinggal Belanda ke Piala Dunia 2022, Saatnya Struijk Susul Baggott dan Hubner di Timnas Indonesia?
Maka dari itu kami rasa Pascal Struijk layak untuk meninjau kembali opsi membela timnas Indonesia apabila terus diabaikan oleh Belanda.
Ia masih bisa membela Merah-Putih karena punya darah Indonesia yang kental karena kakek dan nenek pihak ayahnya berasal dari tanah air.
Sejauh ini sudah banyak sekali dorongan dari pecinta sepakbola Indonesia untuk Struijk agar membela negara leluhurnya namun hingga kini hatinya masih lebih condong ke Belanda.
"Orang Indonesia tampaknya sadar kalau saya memiliki darah Indonesia. Saya bingung mereka tahu dari mana,” kata Struijk dikutip dari Sportmagazine beberapa waktu lalu.
“Saya harus akui, terkadang saya merasa orang Indonesia, tapi terkadang tidak. Di luar keluarga saya, saya tidak punya hubungan dengan orang lain di Indonesia,” tambahnya lagi.
Walau masih belum jadi kekuatan besar di dunia dan bahkan level Asia sekalipun, namun timnas Indonesia punya masa depan cerah. Banyak pemain muda berbakat yang muncul terutama dari kalangan keturunan.
Di lini belakang saja ada Justin Hubner di level U-20 dan juga Elkan Baggott yang telah menembus skuat senior. Bersama keduanya Struijk dapat membangun partnership solid.
Andai mau dinaturalisasi, maka Struijk, Baggott, dan Hubner bisa saja dimainkan dalam skema tiga bek namun masalahnya ketiga pemain ini sama-sama berkaki dominan kiri.
Idealnya tetap ada satu bek yang tidak kidal agar formasi ini bisa bekerja dengan baik. Karena itulah salah satunya harus dikorbankan untuk memberi ruang pada Rizky Ridho, Jordi Amat, atau bahkan Fachruddin Aryanto (apabila masih aktif di kemudian hari).
Beruntung Struijk adalah pemain yang cukup versatile. Ia tidak hanya fasih bermain di jantung pertahanan saja.