Bermasalah Sejak Penunjukan, Benarkah Qatar Menjadi Piala Dunia Terburuk Sepanjang Masa?
Sejak resmi ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022, Qatar memang langsung bergerak dengan membangun infrastrukur utama, seperti stadion.
Setidaknya lima stadion baru dibangun di sejumlah kota besar di Qatar demi menyambut gelaran Piala Dunia 2022.
Pun dengan renovasi besar-besaran stadion yang telah ada. Hal tersebut menuai kecaman lantaran dalam prosesnya memakan korban jiwa para pekerja bangunan imigran.
Dikutip dari The Guardian, lebih dari 6.500 buruh migran yang membangun infrastruktur untuk Piala Dunia 2022 di Qatar dilaporkan tewas.
Namun, menurut penulis buku Digital Authoritarianism in The Middle East Marc, Owen Jones, dalam akun Twitter-nya menyebutkan bahwa jumlah tersebut sebenarnya mengacu pada semua kematian pekerja migran apapun penyebab kematiannya.
Sementara, mengutip The Washington Post, pekerja yang tewas mencapai 1.200 orang.
Jumlah tersebut adalah akumulasi kasus selama sepuluh tahun telah berjalannya pembangunan infrastruktur tersebut.
Sebagai negara muslim yang berada di Timur Tengah, Qatar juga menerapkan aturan ketat bagi orang yang datang untuk menyaksikan gelaran Piala Dunia 20222 secara langsung.
Aturan tersebut tak jarang bertentangan dengan budaya barat yang sebagian besarnya adalah penggemar sepak bola, seperti sex bebas.
Dilarang ada komunitas LGBT hingga larangan meminum alkohol dan memakan babi. Sederet hal di atas disebut-sebut sebagai pelanggaran HAM.
Respons FIFA
FIFA akhirnya membuka suara terkait beragam kontroversi Qatar sebagai tuan rumah ajang Piala Dunia 2022.
Melansir dari Sky News, petinggi FIFA telah menuliskan surat resmi kepada tim-tim sepak bola yang akan berlaga.
FIFA mendesak para pemain dan staf setiap negara yang bergabung untuk tetap fokus pada turnamen dan tidak memasukkan isu-isu lainnya dalam pertandingan yang akan berlangsung.
“Tolong, fokus saja dengan sepak bola,” tegas Gianni Infantino dan Samoura kepada 32 kontestan Piala Dunia 2022, termasuk Inggris dan Wales.
“Kami tahu sepak bola tidak hidup dalam ruang hampa dan kami sadar bahwa banyak tantangan dan kesulitan yang bersifat politik di seluruh dunia,” tambahnya.
Presiden FIFA menegaskan untuk tidak membawa-bawa dunia olahraga dengan kisruh politik dan isu yang lainnya saat ini. Infantino hanya ingin fokus dalam menyelenggarakan Piala Dunia 2022.
"Tapi tolong jangan biarkan sepak bola terseret ke dalam setiap pertarungan ideologis atau politik yang ada,” kata Gianni Infantino.