Arab Saudi Bakal Perbolehkan Konsumsi Alkohol Jika Jadi Tuan Rumah Piala Dunia
Diketahui bahwasanya negara Arab Saudi saat ini sedang berusaha menuju kemajuan dan berubah menjadi lebih baik setelah menghadapi beberapa kritik terkait pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
Salah satu kasus yang paling kuat adalah pembunuhan jurnalis pembangkang Saudi yang bernama Jamal Khashoggi oleh para agen dari Riyadh.
Jurnalis Jamal Khashoggi sendiri meninggal karena dibunuh setelah ia memasuki konsulat kerajaan yang berada di Istanbul, Turki pada tahun 2018 silam.
Sang jurnalis dikabarkan berkontribusi pada kelompok HAM yang menentang rencana pembelian klub Newcastle United oleh Public Investment Fund (PIF) atau Dana Investasi Publik Arab Saudi.
PIF Arab Saudi sendiri dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salmen. Di sisi lain, Mohammed bin Salmen, menurut temuan intelijen Amerika Serikat telah menyetujui pembunuhan Khashoggi.
Meski intelijen Amerika Serikat mengemukakan pendapat tersebut, sang putra mahkota, Mohammed bin Salmen membantah dugaan tersebut. Ia menilai tuduhan tersebut tak berdasar.
Selain itu, jenazah Jamal Khashoggi juga tak pernah ditemukan dan mengarah pertanyaan bersar tentang kecakapan Arab Saudi untuk memiliki peran penting di bidang olahraga.
"Semua orang ngeri dengan apa yang terjadi dan semua orang mengutuknya di kerajaan. Apa yang dilakukan pemerintah di Saudi, mereka mengambil tindakan untuk memastikan hal ini tidak terjadi lagi," kata Pangeran Abdulaziz.
Sementara itu, FIFA memberi persyaratan bagi tuan rumah Piala Dunia adalah untuk tidak mendiskriminasi para kaum LGBT, seperti yang dilakukan Qatar.
Meski demikian, Pangeran Abdulaziz tidak akan mempermasalahkan hal itu selama mereka yang hadir di Arab Saudi untuk Piala Dunia menghormati aturan yang berlaku di sana.