INDOSPORT.COM - Persis Solo masih memiliki sederet pekerjaan rumah sebelum kompetisi Liga 1 2022/2023 dilanjutkan lagi. Salah satu yang paling disorot adalah transisi dari menyerang ke bertahan.
Persis Solo terbilang beruntung bisa melawan Persebaya pada saat kompetisi terhenti. Skuat besutan Aji Santoso memberi pelajaran penting bagi Andri Ibo dkk.
Proses transisi Laskar Sambernyawa menjadi biang keladi dari kekalahan telak 1-5 di Stadion Manahan Solo, Sabtu (24/11/22) lalu. Para pemain terlambat turun ketika mendapat counter attack.
Hal inilah yang coba diperbaiki sebelum kompetisi digulirkan lagi. Asisten pelatih Persis Solo, Rasiman, mengatakan transisi menjadi faktor penting dalam sebuah permainan.
"Kita mendominasi penguasaan bola 60 berbanding 40 persen, cuma kita kurang cepat dalam melakukan transisi menyerang ke bertahan," kata Rasiman.
"Akhirnya kita gagal melakukan tekanan ke lawan yang counter attack," tambah ayah Syahrian Abimanyu tersebut.
Rasiman menyebut bahwa evaluasi semacam ini merupakan hal biasa bagi Persis Solo. Kekurangan dan kelebihan tim memang diukur melalui uji coba, terutama dengan tim selevel.
Sebelum melawan Persebaya, Persis Solo juga sempat menghadapi Borneo FC di Stadion Sriwedari Solo. Laga melawan Stefano Lilipaly dkk. berakhir imbang 1-1.
"Kita harus evaluasi, apapun hasil akhirnya, karena tim harus berprogres. Tidak mungkin kita akan stagnate," jelas Rasiman.
Rasiman juga menegaskan bahwa tim pelatih tak akan melakukan tekanan berlebih karena kebobolan lima gol di kandang sendiri.