Digadang-gadang sebagai Bakal Calon Tuan Rumah Piala Dunia, Ini Kata Arab Saudi
Negara Arab Saudi sendiri belum terhalang oleh pengawasan ketat terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) seperti yang dihadapi oleh Qatar selama menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.
Di Qatar sendiri, sebenarnya penjualan minuman beralkohol ada di beberapa bar di kota Doha. Hal itu menjadi sudah biasa lantaran meski mayoritas beragama Islam di sana.
Di sisi lain, Pangeran Abdulaziz merasa apabila Piala Dunia 2030 bisa dilaksanakan di Arab Saudi, hukum dan aturan yang berlaku wajib ditaati oleh semua orang yang datang.
Selain itu, permasalahan minuman beralkohol juga menjadi salah satu faktornya. Qatar yang melarang mendapat kritik dari fans yang datang. Sponsor Piala Dunia 2022 yang memproduksi minuman beralkohol, Budweiser, mengalami penurunan penjualan di Qatar.
Meski demikian, Pangeran Abdulaziz tetap pada pendiriannya. Jika Arab Saudi memiliki hukum dan aturan yang melarangnya, maka harus ditaati. Jika tidak ditaati jangan datang.
Selain itu, ketika ia ditanya oleh wartawan terkait pemaksaan aturan penyediaan alkohol pada sebuah turnamen, Pangeran Abdulaziz mengatakan bahwa itu bisa berubah karena Piala Dunia untuk semua orang.
"Jika Anda menentang itu, dan Anda tidak merasa seperti Anda akan menikmati waktu Anda datang, dan [jika] Anda tidak dapat menghormati aturan itu, maka jangan datang. Sesederhana itu," ujarnya.
Diketahui bahwasanya negara Arab Saudi saat ini sedang berusaha menuju kemajuan dan berubah menjadi lebih baik setelah menghadapi beberapa kritik terkait pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
Salah satu kasus yang paling kuat adalah pembunuhan jurnalis pembangkang Saudi yang bernama Jamal Khashoggi oleh para agen dari Riyadh.
Jurnalis Jamal Khashoggi sendiri meninggal karena dibunuh setelah ia memasuki konsulat kerajaan yang berada di Istanbul, Turki pada tahun 2018 silam.
Sumber: saudigazette.com