INDOSPORT.COM - PSS Sleman mencoba realistis menatap laga sisa putaran pertama Liga 1 2022/2023, melawan Bali United dan Persija Jakarta. Raihan dua poin sudah cukup bagus untuk tim Elang Jawa.
Situasi PSS Sleman pada sistem bubble Liga 1 memang sangat berat. Dalam empat pertandingan, PSS mencatatkan tiga kekalahan dan sekali hasil seri.
Parahnya, PSS hanya mencetak satu gol dari tiga partai tersebut. Sementara gawang PSS jebol lima kali. Terbaru, gawang yang dikawal M Ridwan dijebol Jonathan Cantillana dalam kekalahan atas PSIS 0-1.
Rentetan hasil buruk membawa PSS masuk zona degradasi. Sebenarnya, koleksi 13 poin itu sama dengan Bhayangkara FC. Namun, PSS kalah head to head hingga harus menggantikan posisi RANS Nusantara FC di peringkat ke-16.
Dua partai tersisa putaran pertama juga tergolong sangat tidak mudah. Pada pekan ke-16 Liga 1, PSS akan melawan Bali United di Stadion Manahan Solo, Senin (19/12/22).
Kemudian, empat hari berselang, PSS akan melawan Persija Jakarta di Stadion Jatidiri, Semarang, Jumat (23/12/22).
Pelatih PSS Sleman, Seto Nurdiyantoro, mencoba realistis dengan situasi yang ada. Ia sangat memaklumi ketika dua laga itu status Bali United dan Persija lebih diunggulkan.
"Dua laga ke depan cukup berat. Bali United dan Persija sangat berat. Di atas kertas, bisa seri mungkin sudah bagus, tapi kita akan coba maksimalkan yang ada," kata Seto Nurdiyantoro, Jumat (16/12/22) malam.
Seto menuturkan, situasi tim saat ini memang tidak mudah. Apalagi, kemenangan mengejutkan Rans Nusantara FC atas Bhayangkara FC 2-1 membuat PSS terlempar ke zona merah.
"Sekarang ada di zona merah. Ini menjadi rambu berikutnya. Harapannya, kita semua saling introspeksi diri, mulai dari manajemen, pelatih dan pemain. Harapannya, putaran pertama ini jadi evaluasi yang benar," kata Seto.