Bola Internasional

Rapor Penggawa Naturalisasi Timnas Indonesia di Piala AFF, Lebih Banyak Sisakan Kekecewaan

Senin, 26 Desember 2022 15:05 WIB
Editor: Izzuddin Faruqi Adi Pratama
© Ratno Prasetyo/ INDOSPORT
Raphael Maitimo Copyright: © Ratno Prasetyo/ INDOSPORT
Raphael Maitimo
2. Tonnie Cusell

Dualisme kompetisi jelang Piala AFF 2012 membuat timnas Indonesia tidak dapat memanggil banyak pemain penting mereka. Akhirnya PSSI pun merekrut pemain naturalisasi darurat.

Tonnie Cusell adalah salah satunya. Sayang, kualitas gelandang sentral berdarah Belanda itu tidak cukup apik bahkan untuk sekedar meloloskan timnas Indonesia dari fase grup.

Setelah tampil dua kali, Cusell sama sekali tidak pernah dipanggi lagi. Kabarnya karena hal ini pemain yang akhirnya sempat memperkuat sejumlah klub amatir Belanda sebelum pensiun di 2016 itu menyesal menjadi WNI.

3. Jonny van Beukering

Pengalamannya bermain di kasta tertinggi Belanda bersama Vitesse Arnhem, Nijmegen, dan juga Feyenoord membuat nama Jonny van Beukering diharap bisa jadi pembeda di Piala AFF 2012.

Hanya saja saat turnamen dimulai fisiknya tidak fit dan kelebihan berat badan. Layaknya Tonnie Cussel, akhirnya sang striker kemudian terlupakan setelah mencatatkan dua caps dan bahkan malah masuk dalam daftar salah satu pemain terburuk bagi Garuda.

4. Raphael Maitimo

Dengan pamornya sebagai mantan penggawa Belanda junior, Raphael Maitimo justru malah punya karier yang pendek di timnas Indonesia sebagai pemain naturalisasi.

Hanya dua kali ia bisa mengikuti Piala AFF yakni di 2012 dan 2018 dimana hasilnya Merah-Putih tidak mampu meloloskan diri ke semifinal dalam dua kesempatan tersebut.

Padahal Maitimo sebenarnya sempat dianggap bisa pemain untuk jangka panjang. Pasalnya ia cukup fleksibel ditempatkan di banyak posisi seperti gelandang, sayap, bek sayap, hingga penyerang jika diperlukan.

5. Serginho van Dijk

Saat dinaturalisasi untuk timnas Indonesia pada 2013 lalu banyak yang berharap jika Serginho van Dijk bisa menjadi Cristian Gonzalez kedua. Striker yang haus gol dan mampu menbawa sangara bersaing demi trofi juara Piala AFF.

Akan tetapi justru bomber plontos itu hanya punya enam caps selama berbaju dengan logo Garuda di dada berbuah satu gol. Padahal di level klub ia sangat subur. Termasuk saat menjaid top skor Liga Australia 2010/2011 dan 21 gol dalam musim debutnya di Liga Indonesia (2013).