Rapor Penggawa Naturalisasi Timnas Indonesia di Piala AFF, Lebih Banyak Sisakan Kekecewaan
Sebelum dinaturalisasi, Victor Igbonefo dikenal sebagai bek asing asal Nigeria yang masuk dalam generasi emas Persipura Jayapura era awal 2000-an.
Tidak kurang dari tiga titel Liga Indonesia sukses ia bawakan untuk Mutiara hitam sehingga akhirnya PSSI tertarik untuk memberikannya status WNI.
Di Piala AFF 2014 namanya menjadi pemain utama namun kelolosan ke semifinal tidak bisa diraih. Perannya beralih sebagai rotasi di Piala AFF 2020 dimana timnas Indonesia menembus final dan Igbonefo dilaporkan menjadi mentor yang apik bagi para pemain muda terutama Elkan Baggott.
7. Stefano Lilipaly
Setelah Cristian Gonzalez, Stefano Lilipaly mungkin berhak untuk menggenggam titel pemain naturalisasi timnas Indonesia terbaik kedua yang pernah ikut di Piala AFF.
Disebut sebagai Andres Iniesta-nya Zamrud Khatulistiwa, kedatangannya yang memang sudah lama dinanti membuat pecinta sepakbola tanah air tersenyum lebar. Akhirnya mereka akan punya playmaker andal sepeninggal Firman Utina.
Debutnya di Piala AFF tiba di edisi 2016 dan ia langsung memikat hati fans dengan dua gol vitalnya ke gawang Singapura dan Vietnam yang membuat pasukan Alfred Riedl melaju ke babak final meski akhirnya tumbang di tangan Thailand.
Lilipaly gagal untuk mengulangi capaian tersebut dua tahun kemudian. Di Piala AFF 2022 ia punya kans untuk menebus kegagalan setelah tak lolos seleksi skuat Piala AFF 2020 namun lagi-lagi di usianya yang masih 32 tahun namanya belum menarik di mata Shin Tae-yong.
8. Beto Goncalves
Kisah Beto Goncalves bersama timnas Indonesia mirip dengan mantan rekannya di Persipura Jayapura, Victor Igbonefo.
Datang dengan harapan tinggi dengan reputasi besar yang didapat dari karier bersama klub Liga Indonesia, sang predator kotak penalti kelahiran Brasil melempem di Piala AFF.
Memang rasio gol Beto cukup baik secara keseluruhan yakni 10 gol dari 12 caps namun saat harus membela timnas Indonesia di Piala AFF 2018, yang jadi pengalaman satu-satunya, bomber naturalisasi itu pulang tanpa prestasi dan hanya mengantongi satu gol.