Milan vs Torino: 3 Biang Keladi dalam Kekalahan Memalukan Rossoneri di Coppa Italia
Nama pertama adalah Aster Vranckx. Gelandang asal Belgia ini memang tampil sangat jauh dari kata memuaskan sepanjang laga menghadapi Torino.
Dipasang sebagai deep lying playmaker, Aster Vranckx terlihat tak banyak melakukan pergerakan serta lepaskan umpan ke kotak penalti lawan.
Bahkan saat bertahan pun Aster Vranckx sering kali gagal memutus aliran bola Torino, dan hampir saja membuat AC Milan kebobolan pada menit 11.
Andai Aster Vranckx bisa menghentikan bola yang mengarah ke Sasa Lukic dari lini tengah, mungkin Torino tak mendapat kesempatan emas untuk menyerang dan membuat mereka punya momentum menguasai laga.
Meski tampil buruk, namun Aster Vranckx tetap dipaksa tampil hingga menit ke-80’ lantaran minimnya opsi lini tengah saat AC Milan bermain dalam formasi 3-5-2.
Andai saja Aster Vranckx lebih awal diganti dan memasukan Ismael Bennacer atau menarik mundur Sandro Tonali, mungkin AC Milan bisa punya mencetak gol lebih tinggi serta terhindar dari kebobolan.
Tommaso Pobega
Berikutnya adalah Tommaso Pobega. Pemain asli Italia ini juga gagal menunjukkan kualitas terbaiknya, dan mungkin faktor penempatan posisi yang tidak ideal membuat Tommaso Pobega tidak bisa bermain maksimal.
Dipaksa turun sebagai mezzala, Tommaso Pobega yang merupakan gelandang pemutus serangan terlihat bingung dengan tugasnya.
Terbukti Tommaso Pobega lebih banyak berada di lini tengah permainan ketimbang maju ke kotak penalti lawan untuk membantu serangan.
Pergerakannya yang masif dari second line, membuat AC Milan kerap kali kesulitan ciptakan peluang lewat tembakan spekulasi dari luar kotak penalti.
Karena minimnya kontribusi Tommaso Pobega dalam membantu serangan, sang pemain pun akhirnya ditarik keluar dan diganti dengan Olivier Giroud.