Kenapa Kartu Kuning Diacungkan untuk Para Pemain dengan Selebrasi Melepas Jersey?
Contohnya di Liga Inggris dimana para klub seperti Arsenal, Chelsea, Liverpool, Manchester United, Manchester City, dan Tottenham Hotspur menerima lebih dari 40 juta Pounds dengan menyewakan ruang di jersey mereka setiap musimnya.
Andai selebrasi mencopot baju tidak dilarang, maka kans untuk para sponsor harus melihat logo mereka tidak tampak di tubuh atlet yang mereka bayar akan semakin besar.
Alasan kedua adalah untuk menghindari terjadinya selebrasi yang dianggap berlebihan mengingat membuka baju seringkali diterjemahkan sebagai gestur yang profokativ.
Langkah ini diambil juga untuk mencegah tindakan provokatif yang ditunjukkan dengan menuliskan pesan di dalaman para pemain baik itu yang berbau politik, agama, atau bahkan hanya sekedar ucapan selamat ulangtahun untuk keluarga dan orang terdekat.
Bahkan saat tujuannya baik sekalipun, tulisan di atas baju dalam tidak boleh ditunjukkan. Contohnya saja di kasus selebrasi Andres Iniesta di final Piala Dunia 2010.
Kala menjebol gawang Belanda di waktu tambahan, Iniesta mencopot jersey-nya untuk menunjukkan pesan yang diperuntungkan pada Dani Jarque.
Jarque adalah teman setim Iniesta di timnas Spanyol sejak di level junior yang meninggal sekitar setahun sebelumnya. Meski demikian wasit tetap mengacungkan kartu kuning pada sang gelandang legendaris Barcelona yang kini merumput di Jepang bersama Vissel Kobe itu.
Contoh lainnya adalah Frederic Kanoute di 2009. Saat sang strike Mali masih membela Sevilla dan mencetak gol ke gawang Deportivo La Coruna di ajang Copa del Rey, ia menunjukkan tulisan 'free Palestine' yang tertera di balik seragamnya.
Hasilnya seperti yang sudah adnda bisa tebak, ia diberi kartu kuning dan bahkan dijatuhi denda 3000 Euro. Kanoute yang merupakan seorang muslim tidak keberatan karena ia merasa punya kewajiba untuk mengkampayenkan kemerdakaan Palestina dari penindasan Israel.