Liga Indonesia

Rawan Match Fixing Gara-gara Liga 1 Tanpa Degradasi, Bos Persib Sebut PSSI Bobrok

Senin, 16 Januari 2023 08:55 WIB
Penulis: Arif Rahman | Editor: Indra Citra Sena
© Arif Rahman/INDOSPORT
Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Umuh Muchtar. Foto: Arif Rahman/INDOSPORT Copyright: © Arif Rahman/INDOSPORT
Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Umuh Muchtar. Foto: Arif Rahman/INDOSPORT

INDOSPORT.COM - Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Umuh Muchtar, menyayangkan keputusan mendadak PSSI menghentikan lanjutan Liga 2 2022-2023.

Apalagi, keputusan dihentikannya Liga 2 2022-2023 berdampak kepada penghapusan regulasi degradasi di Liga 1 yang kini sedang bergulir.

Menurut Umuh, dihentikannya Liga 2 serta ditiadakannya degradasi tentu akan mencederai sportivitas dalam kompetisi. Ditambah lagi kans terjadi jual beli atau pengaturan skor pertandingan sangat besar.

Sebagai informasi, keputusan tersebut diambil dalam rapat Exco PSSI di Jakarta, Kamis (12/1/23). Sebagian besar klub peserta Liga 2 kabarnya setuju dan menandatangani, meski belakangan mengklaim dipalsukan.

"Saya bicara atas nama pribadi. Ya itulah sangat longgar sekali untuk match fixing semua untuk nanti keliru-keliru, apalagi sekarang dibuka dan bebas," kata Umuh Muchtar, Sabtu (14/1/23).

Pihak yang mengambil keputusan tersebut harus bisa memberikan penjelasan yang rinci dan bertanggung jawab, terkait langkah kontroversial menghentikan Liga 2 2022-2023.

Selain itu, pembubaran Liga 2 2022-2023 membuat sepak bola Indonesia mengalami kemunduran, bahkan citra PSSI menjadi buruk di mata pecinta sepak bola Tanah Air.

"Keputusan ada di PSSI semua itu mereka yang bertanggung jawab. Kalau seperti ini mundur ya dan sangat bobrok kalau begini," tegas Umuh Muchtar.

Pengaturan skor yang sebelumnya sudah diberantas bisa tumbuh kembali dengan keputusan PSSI menghentikan Liga 2 2022-2023 dan ditiadakannya regulasi degradasi di Liga 1 2022-2023.

"Iya ini degradasi tidak ada, Liga 1 ya sudah orang bisa sekali untuk match fixing, ngatur nanti ini kalah ini menang, bisa juga di situ ya. Supaya siapa yang jadi juara, bahaya," ungkap pendiri PT PBB ini.