INDOSPORT.COM – Kehadiran Todd Boehly sebagai pemilik baru Chelsea tentu menjadi topik pembicaraan yang panas di media sosial karena terus "berfoya-foya" di musim ini.
Chelsea diyakini masih belum ingin berhenti untuk mendatangkan pemain baru, meskipun baru saja membajak Mykhaylo Mudryk dari Arsenal dengan biaya sekitar 100 juta euro (sekitar Rp1,6 triliun).
Dengan deretan pemain baru yang didatangkan, tentu sulit untuk menerka apa yang sejatinya diinginkan dari pemilik baru Todd Boehly dan Clearlake Capital.
Mereka tidak takut untuk berinvestasi besar-besaran dengan menambah pemain baru untuk skuat Graham Potter.
Jika ditotal secara keseluruhan, pada musim 2022-2023 Chelsea telah menghabiskan lebih dari 400 juta pounds (sekitar Rp7 triliun) untuk 14 pemain baru termasuk peminjaman Joao Felix.
Hal yang lebih "membagongkan" lagi adalah Boehly berniat untuk mendatangkan sejumlah pemain baru lagi tanpa khawatir terkena pelanggaran Financial Fair Play (FFP).
Tentu hal ini cukup menyita perhatian, di mana Manchester United terpaksa hanya bisa meminjam Wout Weghorst karena pertimbangan FFP.
Chatting to @SkySportsNews about how Chelsea can deal with FFP and spend the sums they have committed in the transfer market this season to date. https://t.co/zCbtIhJtju
— Kieran Maguire (@KieranMaguire) January 16, 2023
Namun, ternyata hingga saat ini Chelsea belum dilaporkan menerima pelanggaran FFP meskipun telah membelanjakan dana hingga lebih dari Rp7 triliun.
Kieran Maguire, seorang Dosen Senior Akuntansi dan Keuangan di Universitas Liverpool sekaligus penulis The Price of Football turut menjelaskan bagaimana The Blues bisa dengan santai belanja tanpa khawatir terkena FFP.
Melalui podcast The Price of Football, Kieran Maguire menjelaskan bahwa Financial Fair Play ternyata memiliki kelemahan yang kemudian bisa dimanfaatkan oleh Chelsea.