Theerathon Bunmathan, Phillipp Lahm dari Thailand si MVP Piala AFF 2022
Theerathon Bunmathan lebih dari sekedar layak untuk mendapatkan anugerah tersebut mengingat ia sepanjang kompetisi sanggup mengoleksi enam assist yang membuatnya jadi pemain paling kreatif melebihi siapapun.
Padahal ia di posisi gelandang tengah dan bertahan di semua delapan outing-nya. Asal anda tahu saja, peran asli eks Muangthong United itu adalah bek kiri.
Mano Polking, pelatih Thailand, sebenarnya hampir tidak menempatkan Theerathon di lini sentral mengingat ia bisa memanggil midfielder murni jempolan seperti Thitiphan Puangchan, Tanaboon Kesarat, atau Sanrawat Dechmitr hingga Kritsada Kaman.
Namun sukses Buriram memuncaki klasemen Liga Thailand 2022/2023 dengan Theerathon sebagai pengatur aliran bola membuat juru taktik Brasil berdarah Jerman itu tergoda menggunakan eksperimen yang sama.
Transformasi Theerathon Bunmathan dari semula bek sayap menjadi gelandang bertahan mengingatkan kita pada kisah serupa yang dialami Phillip Lahmm, legenda Bayern Munchen dan timnas Jerman.
Lahm mulai mengalami pergeseran ke tengah di musim 2013/2014 saat Bayern kedatangan pelatih baru dalam sosok Pep Guardiola. Sang manajer Spanyol yang punya ide untuk mengubah posisinya karena menyadari suatu hal.
Guardiola meyakini jika Lahm punya kecerdasan yang melebihi pemain lainnya dan pemahamannya soal sepakbola tidak dibatasi dengan sesuatu yang namanya posisi dan peran di lapangan.
Pria yang kini menukangi Manchester City itu bahkan percaya jika Lahm yang bermain di bawah asuhannya selama tiga tahun dapat bermain di 10 posisi berbeda dan merupakan pemain paling brilian yang pernah ia latih.
Padahal di 2013/2014 Lahm sudah menginjak usia kepala tiga dimana perubahan posisi biasanya hanya menghadirkan kesulitan bagi atlet lain tapi nyatanya tidak.
Duet Lahm dan Guardiola sukses membuat Bayern memenangi tujuh trofi termasuk tiga titel Liga Jerman beruntun.