Giliran UEFA yang Ingin Sanksi Juventus, Larangan Ikut Kompetisi Eropa 3 Tahun
Kasus itu sejatinya dilaporkan terjadi pada dua tahun yang lalu, di mana COVISOC, badan pengawas Serie A telah melakukan investigasi terkait kesepakatan yang melibatkan nilai transfer pemain.
Berangkat dari sana, ditemukan sejumlah pelanggaran seperti, pemalsuan laporan tahun finansial 2018/19 sampai 2020/21.
Masalah tersebut dilakukan lewat keuntungan modal fiktif dari transfer dan peminjaman pemain serta penghematan fiktif dari hasil pemotongan gaji pemain Juventus.
Penyelidikan yang dinamakan ‘Investigasi Prisma’ ini kemudian menemukan fakta bahwa Juventus dan 12 pejabat tertinggi mereka, termasuk bekas direktur sepakbola Fabio Paratici (kini di Tottenham) dan penasehat hukum Cesare Gabasio, terbukti bersalah.
Akibatnya, mantan direktur Fabio Paratici yang kini menjabat sebagai direktur Tottenham Hotspur akan menerima skors selama 2,5 tahun.
Selain itu, Andrea Agnelli dan Maurizio Arrivabene masing-masing mendapatkan skors selama 2 tahun. Sedangkan, Pavel Nedved dan Federico Cherubini masing-masing menerima skors selama 8 bulan dan 1,4 tahun.
Tak lama setelah dakwaan dirilus Jaksa FIGC, Juventus mengeluarkan pernyataan resmi melalui laman resmi dan juga media sosialnya.
Dalam pernyataan resmi tersebut, Juventus memastikan akan melayangkan banding menyusul hukuman pengurangan 15 poin yang dijatuhi Jaksa Federasi Sepak Bola Italia (FIGC).
Sanksi yang dialami Juventus ini terjadi untuk yang kedua kalinya dalam 17 tahun setelah skandar wasit ‘Calciopoli’ yang membuat Si Nyonya Tua terdegradasi ke Serie A dan kehilangan dua gelar Serie A.
Saat itu, sanksi juga dijatuhkan kepada delapan klub lain yakni Sampdoria, Pro Vercelli, Genoa, Parma, Pisa, Empoli, Pescara dan Novara. Namun kedelapan klub tersebut akhirnya dibebaskan dari sanksi.