Plus dan Minus Kebijakan Manchester United Rekrut Marco Reus, Langkah Panik atau Malah Jenius?
Saat ada pemain uzur yang diincar sebuah klub, maka satu hal yang pasti langsung terbesit dalam benak semua orang adalah kebutuhan soal sosok yang kaya akan pengalaman.
Sepakbola memang olahraga yang dimainkan dengan kaki namun seringkali dimenangkan menggunakan kepala. Begitulah kiranya pepatah yang pernah diucapkan oleh legenda Belanda, Johan Cruyff, dan Manchester United coba menerapkan itu dalam transfer Marco Reus.
Reus memang sudah berusia 33 tahun namun bukan berarti kualitasnya sudah hilang. Tidak percaya? Coba lihat saja statistiknya bersama Borussia Dortmund dimana dalam satu dekade terakhir hanya satu musim saja ia gagal membukukan dua digit gol di segala kompetisi.
Musim itu adalah 2017/2018 dimana hanya ada 15 pertandingan yang dapat ia lakoni akibat bergelut denga cedera ligamen. Itupun setelah ia menyempatkan diri menorehkan tujuh gol dan satu assist.
United bisa memanfaatkannya sebagai opsi tambahan di lini depan maupun tengah mengingat jumlahnya assistnya bersama Dortmund pun sangat banyak di angka 117 dari 368 penampilan.
Saat ini opsi kreator di Old Trafford masih terbilang terbatas dengan Bruno Fernandes sebagai tumpuan utama. Christian Eriksen bisa menopangnya namun ketika diserahi tugas sebagai dirijen tunggal kemampuan sang playmaker Denmark tidak bisa sepenuhnya keluar.
Marco Reus juga bisa dijadikan penambah nafsu juara di skuad Manchester United. Pasalnya ia termasuk pemain kaliber bintang namun dengan CV minim trofi.
Prestasinya di Borussia Dortmund 'hanya' sebatas dua DFB-Pokal dan tiga Piala Super Jerman. Bersama negaranya pun Reus juga belum pernah memenangkan apapun selain 48 caps berhias 15 gol.
Kesempatan untuk membela United mungkin akan membuat Reus kembali terlecut untuk meraih trofi di senja kariernya.
Namun hal itu harus diraih dengan mengorbankan niatan untuk pensiun di Dortmund, klub yang ia idolakan sekaligus tempat ia belajar sepakbola.