10 Manifesto Liga Super Eropa: Klub-klub Bakal Jadi Tajir, Lebih ‘Memanusiakan’ Pemain
1. Lebih Banyak Tim ketimbang Proyek Pertama
Dalam proyek baru Liga Super Eropa ini, nantinya akan ada 60-80 tim yang berlaga dan takkan ada tim permanen, melainkan tim yang berpartisipasi akan ditentukan sesuai prestasinya.
Proposal ini berbeda dengan proposal pertama yang diluncurkan pada 2021 lalu, di mana ada tim permanen, yakni 12 tim, dan tak ada tim ‘kecil’ yang berpartisipasi.
2. Mengubah Kompetisi UEFA
Masih sama dengan proyek pertama, proyek baru Liga Super Eropa ini nantinya hanya akan menggantikan kompetisi yang dihelat UEFA, yakni Liga Champions, Liga Europa, dan Conference League.
Sehingga, setiap tim peserta proyek baru ini akan tetap bisa bermain di liga domestiknya masing-masing. Untuk Liga Inggris, ada potensi bahwa tim yang bergabung proyek ini akan didepak.
3. Jaminan Pertandingan bagi Setiap Tim
Di kompetisi Eropa bentukan UEFA, setiap tim tak bisa mendapat jaminan berapa banyak pertandingan yang dimainkan, sehingga penghasilan yang didapatkan tak menentu.
Di proyek Liga Super Eropa terbaru ini, nantinya setiap tim dijamin memainkan 14 permainan di level Eropa, sehingga mendapat pendapatan tetap dari hak siar dalam 14 laga tersebut.
4. Membiarkan Kompetisi Dikelola Klub
Selain Liga Inggris, liga-liga di kompetisi Eropa seperti Spanyol dan Jerman tak dimiliki perseorangan. Sehingga di proyek Liga Super Eropa terbaru ini, setiap tim bisa dimiliki perseorangan.
Nantinya, perseorangan ini akan mengatur kompetisi tersebut, tapi dengan perlindungan lebih, yakni berdasarkan aturan atau hukum yang berlaku di Eropa.
5. Kompetisi Eropa Sepanjang Musim
Di kompetisi Eropa bentukan UEFA, kompetisi tak berlangsung sepanjang musim, kecuali untuk satu dua tim yang bisa menembus partai puncak.
Nantinya, Liga Super Eropa terbaru ini akan membuat setiap tim bertanding selama satu musim penuh, layaknya kompetisi domestik, sehingga menghasilkan banyak uang bagi pesertanya.