Bola Internasional

10 Manifesto Liga Super Eropa: Klub-klub Bakal Jadi Tajir, Lebih ‘Memanusiakan’ Pemain

Jumat, 10 Februari 2023 17:05 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© REUTERS/Massimo Pinca
Pavel Nedved (kiri) dan Andrea Agnelli (kanan) hadir di laga Liga Italia 2022/23 Juventus vs Udinese (08/01/23). (Foto: REUTERS/Massimo Pinca) Copyright: © REUTERS/Massimo Pinca
Pavel Nedved (kiri) dan Andrea Agnelli (kanan) hadir di laga Liga Italia 2022/23 Juventus vs Udinese (08/01/23). (Foto: REUTERS/Massimo Pinca)
Memanusiakan Pemain?

6. Adanya Batasan Pertandingan

Di proyek Liga Super Eropa ini, nantinya setiap tim dan pemain dilarang mengikuti kompetisi dari pihak ketiga, yang merujuk pada UEFA dan FIFA.

Sebagai informasi, UEFA dan FIFA berencana menambah pertandingan Liga Champions dan Piala Dunia Antarklub, yang membuat pemain lebih kelelahan dengan banyaknya pertandingan.

7. Memudahkan Fans

Salah satu manifesto Liga Super Eropa terbaru adalah memudahkan fans, terutama fans yang datang ke laga tandang atau Away.

Salah satu yang akan menjadi topiknya adalah soal harga tiket, di mana Liga Super Eropa berpotensi mengatur batas penjualan harga tiket untuk fans.

8. Menambah Finansial Sepak Bola Wanita

Tak hanya sepak bola pria, proyek baru Liga Super Eropa juga akan menambah biaya kontribusi untuk sepak bola wanita.

Nantinya, setiap tim sepak bola wanita akan mendapat tambahan pemasukan lewat kontribusi yang diberikan oleh Liga Super Eropa.

9. Memakmurkan Sepak Bola Akar Rumput

Liga Super Eropa juga mengemukakan, nantinya tak hanya tim profesional yang diuntungkan, melainkan juga sepak bola akar rumput.

Sekitar 400 juta euro (Rp6,5 triliun) akan digelontorkan untuk sepak bola akar rumput agar bisa berkembang. Sebagai informasi, jumlah ini lebih dari dua kali lipat dari yang diberikan UEFA.

10. Tak Menyertakan Liga Inggris

Karena Liga Super Eropa akan berlandaskan aturan-aturan Uni Eropa, maka besar kemungkinan tim-tim Liga Inggris tak disertakan pada proyek Liga Super Eropa ini.

Hal ini sebagai bentuk Liga Super Eropa menyelaraskan diri dengan aturan Uni Eropa, di mana Inggris tercatat sudah menarik diri dari Uni Eropa.