Daftar 'Dosa' 7 Ketua Umum PSSI Terbaru Sebelum Erick Thohir, Mulai dari Korupsi hingga Match Fixing
Hanya tiga bulan Joko Driyono menempati kursi panas ketua umum PSSI namun bukan berarti daftar dosanya di dunia sepakbola lebih sedikit. Rangkap jabatan sebagai CEO PT Liga Indonesia dan sekjen PSSI pada 2013 bukan yang terberat.
Pria yang akrab disapa Jokdri itu pernah membuat geger dengan tidak meloloskan Pro Duta dan Persepar Palangkaraya (kini menjadi Kalteng Putra) ke Liga Super Indonesia usai menjadi juara dan runner-up play-off unifikasi kompetisi pasca dualisme.
Tidak berhenti sampai di situ, ia pun masuk penjara selama 18 bulan akibat terbukti bersalah dalam penyelidikan pemberantasan mafia sepakbola pada lima tahun lalu.
6. Iwan Budianto (2019)
Seperti Joko Driyono, Iwan Budianto pun seolah hanya mampir saja sebagai ketua umum PSSI tapi tetap saja mengoleksi beragam kontroversi.
Ia berperan besar dalam perpecahan Arema karena dualisme liga lebih dari satu dekade. Iwan Budianto juga dianggap jadi sosok yang punya tanggung jawab besar dalam tragedi Kanjuruhan beberapa waktu lalu mengingat ia adalah pemegang saham di Arema FC.
Kasus korupsi juga sempat mengotori nama baik IB. Ia pernah diperiksa karena dugaan penyelewengan dana APBD Samarinda untuk Persisam Putra Samarinda. Begitu juga dengan kasus suap Waklitoa Batu pada 2017 silam.
7. Mochamad Iriawan (2019-2023)
Selama menjabat sebagai ketua umum PSSI, Mochamad Iriawan yang lebih akrab disapa Iwan Bule memang punya stigma sebagai sosok pecinta atensi namun itu tidak ada apa-apanya dengan daftar kontroversinya yang lain di bawah ini.
Mochamad Iriawan dianggap melakukan praktek nepotisme karena menunjuk adik iparnya, Maaike Ira Puspita, sebagai wakil sekjen PSSI di Januari 2022.
Tidak cuma itu, perwira tinggi Polri yang masih punya darah keturunan Belanda tersebut juga pernah membuat Warrix yang merupakan apparel asal Thailand batal menjadi sponsor timnas Indonesia karena ia tiba-tiba menjalin kesepakatan tiba-tiba bersama Mills.
Tragedi Kanjuruhan juga menjadi salah satu titik jatuhnya kepopuleran Mochamad Iriawan usai menolak turun dari jabatan ketua umum PSSI sebelum akhirnya didesak dan memutuskan menggelar Kongres Luar Biasa.