Bola Internasional

Museum Sepak Bola Jepang, Membawa Atmosfer Piala Dunia 2002 dan Mimpi Besar Sepak Bola Jepang

Minggu, 19 Februari 2023 05:10 WIB
Penulis: Zainal Hasan | Editor: Subhan Wirawan
© REUTERS/Matthew Childs
Selebrasi para pemain Jepang usai Takuma Asano menjebol gawang Jerman di Piala Dunia Qatar 2022. (Foto: REUTERS/Matthew Childs) Copyright: © REUTERS/Matthew Childs
Selebrasi para pemain Jepang usai Takuma Asano menjebol gawang Jerman di Piala Dunia Qatar 2022. (Foto: REUTERS/Matthew Childs)
Suasana Museum Sepak Bola Jepang

Tak hanya itu, kita bisa melihat akan jas yang digunakan perangkat pertandingan hingga rompi wartawan. Selain itu ada juga diorama patung kesebelasan Timnas Jepang yang melingkar seperti akan memulai pertandingan.

Pengunjung bisa turut serta dalam lingkaran tersebut sambil menggandeng pemain dan merasakan atmosfer menjelang pertandingan. Memang ruangan ini mengajak kita untuk merasakan suasana atmosfer Piala Dunia kala itu.

Bergeser ke ruangan sebelah, kali ini kita disuguhkan akan deretan-deretan jersey Timnas Jepang dari masa ke masa. Di mana dimulai dari jersey tahun 1917 sampai saat ini.

Jersey yang pernah dikenakan para bintang Jepang juga ikut dipajang di sebelahnya. Mulai milik Junichi Inamoto, Yoshikatsu Kawaguchi, Hidetoshi Nakata, Keisuke Honda, Eiji Kawashima, sampai Shinji Kagawa.

Ruangan itu didesain mirip dressing room atau ruang ganti pemain.

Bahkan di sisi ini ada jersey Timnas Jepang saat tampil di Olimpiade 1930 silam. Jersey tahun ini masih seperti sweater berbahan rajutan.

Tak hanya di ajakan untuk menyelami masa-masa kejayaan Timnas Jepang saat menjadi tuan rumah Piala Dunia, pengunjung juga diajak untuk menaruh mimpi besar.

Seperti halnya sepak bola Jepang, di museum ini mereka sudah bermimpi untuk bisa menjadi juara Piala Dunia 2050 silam.

Tentu ini mimpi yang amat besar, namun dari mimpi ini sepak bola Jepang mengajak kita untuk berani bermimpi besar meski jarak yang akan ditempuh masih sangat jauh.

Hal ini pun diakui oleh masyarakat Indonesia, Serafin Unus Pasi yang turut hadir melihat museum sepak bola Jepang ini. Baginya dia ini mengajarkan bahwa sepak bola Jepang memang dibangun tidak dalam proses yang instan.

"Tentu lewat museum ini kita bisa melihat sepak bola Jepang tidak dibangun dalam semalam. Semua butuh proses panjang hingga Jepang bisa seperti sekarang," ucap Serafin.

Pria yang kerap disapa Abud ini pun meyakini bahwa sepak bola Indonesia sejatinya juga bisa untuk meraih sukses ini. Jadi baginya tidak perlu takut untuk bermimpi.

"Kalau sepak bola Jepang bisa sukses seperti ini, kenapa Indonesia tidak bisa," tukas Abub.

Memang .melalui museum tersebut, Federasi Sepakbola Jepang (JFA) seakan ingin memberitahukan kepada generasi penerus bahwa di sanalah terdapat pernak-pernik yang menjadi cikal bakal mendunianya sepakbola negeri Matahari Terbit.