Liga 1: Banyak Drama, Pelatih Arema FC Sebut Pemain Persib Seperti Aktor Sinetron
Lebih khusus lagi, I Putu Gede menyindir apa yang dilakukan Daisuke Sato yang jatuh berguling-guling ketika terlibat benturan fisik di atas lapangan.
Padahal, insiden itu sudah menjadi risiko dari pertandingan. Yang lebih ironis, aksi serupa juga dilakukan pemain Persib Bandung lainnya.
Tujuannya pun sama, yaitu untuk mencuri perhatian Faulur Rosy sebagai wasit untuk menghentikan laga dan berujung waktu yang tereduksi.
"Saya pikir, dia (Daisuke Sato punya bakat) bagus untuk (menjadi aktor) sinetron. Semua orang melihatnya," beber I Putu Gede.
Sikap ini lantas disayangkan pelatih Arema FC tersebut. Padahal, status sebagai pemain asing seharusnya menjadi contoh yang baik.
Kendati di sisi yang lain, jalannya big match berlangsung cukup keras. Wasit sampai mengeluarkan tujuh kartu kuning, tiga di antaranya untuk Arema FC.
"Sungguh bukan contoh yang baik, apalagi dia ini pemain asing. Banyak anak-anak melihat, grassroot (pemain usia dini) melihat," tegas dia.
Sebagai mantan pesepak bola, I Putu Gede pun tahu betul penerapan gaya bermain seperti itu bisa mendatangkan risiko yang besar.
"Saya tekankan selama (menjadi pelatih) di Arema FC, tidak ada (taktik) seperti itu. Karena kalau mau buang-buang waktu, kita akan dibalas jauh lebih menyakitkan lagi (pada pertandingan lain)," tandas kapten Arema Malang di era 2000-an.