Erick Thohir Ngaku Masih Kangen Berat Inter Milan, Diam-Diam Ikuti Pertandingan Simone Inzaghi
Erick Thohir membeli 70 persen saham Inter Milan pada 2013 silam, di tahun yang sama ia didapuk sebagai Presiden Inter Milan. Ia menjadi orang Asia pertama yang memimpin klub besar Italia.
Di sana, Erick bergerak cepat. Ia membenahi manajemen Inter yang kala itu terpuruk. Selain terlempar dari klub papan atas Italia, Inter juga terbelit soal keuangan.
Saat dibeli Erick, valuasi Inter sedang melorot tajam, yakni menukik hingga 30 persen dari 215 juta dolar AS menjadi 151 juta dolar AS.
Setelah diakuisisi Erick Thohir, Nerazzurri langsung menorehkan sejarah baru dalam kurun waktu hanya tiga tahun. Pada pertengahan 2016, Forbes merilis valuasi Inter Milan meningkat 16 persen.
Erick juga berhasil menggaet perusahaan asal China, Suning Group, untuk berinvestasi di Inter. Meski menjual sebagian sahamnya, ia tetap menjadi Presiden Inter Milan hingga Oktober 2018.
Keberhasilan tersebut yang membuat sosoknya masih dicintai seluruh staff Inter Milan sampai saat ini. Saat ditanya akankah dirinya berencana akan membeli klub kembali atau berinvestasi, ia menjawab:
"Saat ini saya tidak memikirkan pengambilalihan tim karena saya fokus pada bisnis di Indonesia. Dan kemudian Inter adalah sebuah keluarga dan untuk mengikutinya Anda harus tetap di Milan dan saat ini saya harus melakukannya." ujarnya.
Erick Thohir mengaku dirinya tengah berfokus membenahi sepak bola Indonesia dari berbagai macam masalah.
"Saya memiliki misi utama dan itu adalah untuk membersihkan sepak bola di Indonesia, terutama dari pengaturan pertandingan. Itu adalah apa yang akan saya lawan dan saya yakin bahwa saya akan meningkatkan seluruh pergerakan."
"Di Italia, sepak bola adalah kesenangan dan kesenangan bagi seluruh keluarga yang pergi ke stadion, termasuk wanita dan anak-anak, sedangkan di Indonesia tidak demikian. Aspek ini harus kita upayakan untuk meningkatkan pengalaman sepak bola Indonesia. Kami harus memberi para penggemar pertunjukan yang lebih baik."