Dampak Positif dan Negatif Hadirnya Regulasi Penambahan Kuota Pemain Asing ASEAN di Liga 1
1. Kesulitan Rekrut Pemain ASEAN Grade A
Seperti yang diketahui, sulit mencari pemain ASEAN dengan Grade A atau punya kualitas top untuk merumput di kompetisi Indonesia atau Liga 1.
Hal ini berkaitan dengan level kompetisi Liga 1, yang saat ini berada di peringkat ke-6 di ASEAN dan berada di peringkat ke-26 di Asia.
Dengan level seperti ini, sulit bagi tim-tim Liga 1 merekrut pemain asing ASEAN dengan Grade A guna menambah kekuatan dan menyalurkan pengalaman ke para pemain lokal.
Kesulitan akan terlihat saat merekrut pemain Thailand, di mana federasinya melarang penggawa tim nasionalnya bermain di kompetisi yang levelnya ada di bawah kompetisi domestiknya atau Thai League.
Sehingga, kemungkinan besar tim-tim Liga 1 hanya akan menambah pemain asing ASEAN dari Singapura dan Filipina yang secara kualitas di tim nasional masih kalah dari Indonesia.
2. Klub Liga 1 Mengakali Kuota Pemain ASEAN
Adanya regulasi menggunakan pemain ASEAN membuat para klub Liga 1 nantinya akan merekrut pemain yang hanya memiliki paspor di negara Asia Tenggara saja.
Dalam artian, klub-klub Liga 1 hanya akan mencari pemain Eropa, Afrika, atau Amerika Selatan yang telah dinaturalisasi oleh negara-negara Asia Tenggara untuk kuota ASEAN.
Banyaknya pemain naturalisasi ini dari zona lainnya sehingga punya paspor ASEAN bukanlah hal yang aneh di kompetisi-kompetisi Asia Tenggara.
Sebagai contoh adalah Filipina, yang memiliki dwi kewarganegaraan. Lalu Malaysia yang punya banyak pemain naturalisasi dari negara lainnya.
Dengan kondisi ini, klub-klub Liga 1 akan lebih memilih merekrut pemain naturalisasi dengan paspor ASEAN ketimbang pemain asli dari Asia Tenggara itu sendiri.