Liga Champions

5 Comeback Terbaik di Fase Gugur Liga Champions, dari Remotanda Barcelona sampai Man United 1999

Rabu, 8 Maret 2023 00:35 WIB
Editor: Izzuddin Faruqi Adi Pratama
© Getty Images
Bek AS Roma, Kostas Manolas saat merayakan gol pentingnya ke gawang Barcelona di Liga Champions musim 2017/18. Copyright: © Getty Images
Bek AS Roma, Kostas Manolas saat merayakan gol pentingnya ke gawang Barcelona di Liga Champions musim 2017/18.
2. AC Milan 3-3 Liverpool (a.p 2-3) (Final 2004/2005)

Final memang seharusnya menjadi puncak drama sebuah kompetisi dan itupun belum cukup untuk menggambarkan bagaimana serunya partai akhir Liga Champions 2004/2005 antara AC Milan vs Liverpool.

Bermain di Atatürk Olympic Stadium di Istanbul, Turki, I Rossoneri benar-benar berada di atas angin usai unggul sejak menit pertama via lesakan Paolo Maldini dan menutup babak pembuka dengan skor 3-0 berkat brace Hernan Crespo.

Sang jawara Italia masuk ruang ganti dengan kepala tegak. Seolah mereka sudah tahu jika mereka bakal jadi juara terlebih dengan pengalaman enam kali memenangi UCL di masa lampau. Sayangnya Liverpool ogah untuk kalah sebelum peluit panjang dibunyikan.

Pada paruh kedua, The Reds mampu menyamakan skor hanya dalam tempo kurang dari sepuluh menit usai Steven Gerrard, Vladimir Smicer, dan Xabi Alonso bergiliran menjebol gawang Nelson Dida.

Laga pun berlanjut ke babak tambahan dan adu penalti. Serginho, Andrea Pirlo, dan Andriy Shevchenko yang maju sebagai algojo AC Milan gagal melaksanan tugasnya dan Liverpool berhak menjadi juara usai unggul 2-3 di babak penentuan tersebut.

3. AS Roma 3-0 Barcelona (agg. 4-4) (Perempat final 2017/2018)

Tidak ada yang mengunggulkan AS Roma saat mereka berjumpa dengan Barcelona di delapan besar Liga Champions 2017/2018. Meski Los Cules musim itu baru menjual Neymar namun Lionel Messi dan Luis Suarez saja sudah cukup membuat mereka lebih besar ketimbang I Lupi.

Benar saja, di leg pertama Serigala Italia hancur lebur karena gawang mereka jebol empat kali. Beruntung mereka masih bisa mencuri satu gol tandang via kaki Edin Dzeko.

Satu gol itulah yang menjadi modal AS Roma untuk melakukan comeback di kandang mereka sendiri, Olimpico. Tanpa diduga mereka bisa membalikkan keadaan berkat kemenangan tiga gol tanpa balas.

Start yang baik dapat mereka tunjukkan dengan mendapatkan gol kilat di menit keenam. Daniele De Rossi yang mencetak lesakan bunuh diri di leg pertama pun bisa membayar tuntas dosanya dengan mengukir gol kedua.

Saat waktu normal hanya menyisakan sepuluh menit, Konstantinos Manolas kemudian menjadi pengubur Barcelona dengan gol sundulannya memanfaatkan umpan crossing Cengiz Under. AS Roma kemudian memang tersingkir di semifinal namun kisah mereka di delapan besar akan selalu dikenang.