3 Kelemahan Liverpool yang Bisa Dimanfaatkan Real Madrid di Leg Kedua 16 Besar Liga Champions
Performa Liverpool cukup mengejutkan saat melawan Manchester United di Liga Inggris. Padahal tim tamu datang dengan catatan mentereng, tidak terkalahkan dalam 10 pertandingan.
Namun rekor baik itu harus tercoreng di markas Liverpool di Stadion Anfield. The Reds menghancurkan Manchester United dengan skor telak 7-0.
Menariknya, semua gol diborong dari mayoritas pemain berposisi menyerang seperti Darwin Nunez, Cody Gakpo dan Mohamed Salah.
Namun seketika performa Liverpool justru berbanding terbalik saat menghadapi tim papan bawah AFC Bournemouth. Mereka kalah 1-0.
Sebenarnya Liverpool punya kesempatan untuk menyamakan kedudukan 1-1, tetapi penalti Mohamed Salah gagal dieksekusi dengan baik.
Trio Liverpool yanng turut mengalahkan Manchester United, Nunez, Gakpo dan Salah, mampu dijinakan oleh Bournemouth. Dari total lima kali percobaan tembakan ke araha gawang, tak ada satupun yang berbuah gol.
Lebih parah lagi, hanya dua di antaranya yang mengarah ke gawang Bournemouth. Masalah ini tentu harus segera dibenahi oleh Jurgen Klopp jika tidak ingin dihukum oleh Real Madrid.
Terbayang-bayang Kemenangan 7-0
Kekalahan Liverpool dari Bournemouth jelas menjadi bukti kalau The Reds masih terbayang-bayang dengan keberhasilan mereka membungkam Manchester United tujuh gol tanpa balas.
Mungkin, Liverpool terlalu sibuk berpesta selama sepekan terakhir sehingga minim melakukan persiapan untuk laga kontra Bournemouth.
Wajar jika publik The Kop dan pendukungnya sangat gembira menyambut kemenangan 7-0 itu, mengingat Manchester United adalah rival utama mereka yang abadi di Liga Inggris, sehingga kemenangan itu menjadi gengsi.
Jika tidak segera melupakan euforia kemenangan itu, bukan tidak mungkin nasib Liverpool saat dikalahkan Bournemouth bisa kembali dialami di Santiago Bernabeu.
Mental Lemah
Liverpool datang ke Santiago Bernabeu dengan kepercayaan diri yang minim menyusul kekalahan di leg pertama 2-5.
Sulit bagi The Reds untuk membalikkan keadaan serta beberapa faktor yang tidak mendukung mereka, seperti Real Madrid adalah tim berpengalaman di Eropa sehingga para pemainnya mempunyai mentalitas juara, dan bermain tandang.
Real Madrid sendiri yang berada di atas angin tentu tidak ingin jumawa, karena apapun bisa terjadi di leg kedua.
Tapi berbekal kemenangan di leg pertama, bermain bertahan bisa jadi alternatif strategi yang diterapkan oleh Carlo Ancelotti, dan membuat frustasi mental para pemain Liverpool.