INDOSPORT.COM - Chief Executive Officer (CEO) PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, menginginkan evaluasi besar-besaran selama jeda Liga 1 2022/2023 karena FIFA Matchday. PSIS wajib mengakhiri musim ini dengan kepala tegak.
PSIS Semarang awalnya menginginkan satu tempat di pos lima besar dengan perekrutan nama-nama penting, seperti Carlos Fortes, Taisei Marukawa hingga Wawan Febriyanto pada awal musim.
Lalu, pada tengah musim, bergabung pemain-pemain muda potensial, seperti Ady Satryo, Bayu Fiqri, Luthfi Kamal, Meru Kimura hingga Rizky Dwi. Namun, capaian hingga pekan ke-31 Liga 1 2022/2023 masih jauh dari harapan.
Jangankan berbicara lima besar, sekadar masuk tujuh besar saja PSIS masih harus berjuang keras. PSIS yang kini ada di peringkat sebelas dengan 35 poin terpaut sembilan poin dengan Bhayangkara FC yang ada di posisi tujuh.
Jauhnya jarak dengan tim tujuh besar tak lepas dari tujuh pertandingan yang hanya berbuah tiga angka. Bahkan, dalam empat partai terakhir, PSIS selalu mengakhiri laga dengan kekalahan.
Jebloknya prestasi PSIS sejak kehadiran pelatih asal Malta, Gilbert Agius, mendatangkan kritik pedas dari suporter. Performa PSIS mengalami penurunan signifikan.
PSIS menjadi tim yang sulit mencetak gol dan mudah kebobolan. Dalam tujuh partai terakhir, PSIS hanya mencetak lima gol dan kebobolan 14 gol. Badai cedera kerap disebut Gilbert Agius sebagai salah satu pengaruh performa tim.
Gelombang protes dari para suporter disikapi Yoyok Sukawi dengan tegas. Dia menginginkan adanya evaluasi besar-besaran ketika Liga 1 sudah memasuki jeda FIFA Matchday.
"Evaluasi!!! mumpung break FIFA matchday, saatnya evaluasi besar. Perbaiki koordinasi, persiapan dan apapun itu demi @psisfcofficial," tulis Yoyok Sukawi pada postingan terbaru di instagram resminya.
Yoyok menilai empat kekalahan merupakan masalah yang harus disikapi dengan serius. Dia tak mau ada hal yang dijadikan alasan ketika PSIS menelan kekalahan, termasuk 1-6 atas Borneo FC di Stadion Segiri Samarinda.
"Empat pertandingan mengalami kekalahan beruntun jelas bukan masalah kecil. Terlepas badai cedera, jadwal padat, cuaca tidak bersahabat dan masalah kebugaran pemain, itu semua hanya faktor yang dialami semua tim dan bukan alasan untuk membenarkan kekalahan," tutur Yoyok Sukawi.