Pernah Apes dengan Trio Belanda, PSIM Soroti Regulasi Pemain Asing di Liga 2
Beberapa klub kasta kedua menyuarakan pendampingan hukum dari PSSI terkait kontrak dengan pemain asing. Hal ini sebagai antisipasi keadaan force majeure pada musim depan.
Namun, ada pula yang meminta nominal subsidi atau nilai komersial dari operator kompetisi ke klub kasta kedua dinaikkan pada musim depan.
"Apakah itu nanti melalui kontribusi subsidi yang lebih besar, nanti kita bisa cari formulanya," jelas Bima Sinung.
"Mudah-mudahan sih bisa mendorong penonton untuk melihat dan meningkatkan penghasilan buat klub. Intinya kita positif, tapi perlu berhati-hati. Jangan sampai menimbulkan problem baru," lanjutnya.
Terkait rencana memaksimalkan regulasi satu pemain asing bebas dan satu pemain Asia, PSIM masih mempertimbangkan banyak hal.
"Saya melihatnya, kalau satu klub pakai pemain asing, pasti yang lain akan pakai pemain asing. Pasti nggak mau kalah, tapi klub harus melihat kemampuan finansial masing-masing. Jangan memaksakan," papar Bima Sinung.
Andaikata kehadiran pemain asing diperlukan, nominal gaji harus dipertimbangkan. Selain kualitas yang bagus, nilai kontrak turut menjadi bahan pertimbangan.
"Kalau memang mau pakai ya ambil yang levelnya untuk Liga 2, maksudnya yang kemampuannya di atas pemain lokal itu pasti, tapi ya jangan cari yang (level gaji) seperti klub-klub Liga 1," tegas Bima Sinung.
Regulasi pemain asing ini sudah dibahas saat sarasehan PSSI bersama stakeholder sepak bola nasional di Surabaya, 4 Maret 2023 lalu.
Musim depan, kompetisi kasta kedua yang diberi nama Liga Nusantara 2023/2024 juga tak akan ditangani PT Liga Indonesia Baru (LIB), tetapi akan dibentuk operator tersendiri.
Pembentukan operator ini diharapkan membuat kompetisi kasta kedua yang diikuti PSIM Yogyakarta tak akan terkena imbas andai ada masalah dengan Liga 1, seperti musim ini ketika ada Tragedi Kanjuruhan.