INDOSPORT.COM - Chelsea kini mulai melakukan perombakan dari sisi manajemen keuangan. Pasalnya, The Blues dilaporkan tengah dalam bayang-bayang aturan Financial Fair Play (FFP).
Chelsea memang menjadi salah satu klub dengan gaya hidup mewah atau hedon sejak di tangan Todd Boehly.
Tak ragu mereka berani menggelontorkan dana triliunan rupiah untuk bisa memboyong pemain-pemain mahal di bursa transfer.
Hal ini dibuktikan saat klub asal London Barat berhasil menghabiskan dana lebih dari 300 juta euro (sekitar Rp4,8 triliun) demi mendapatkan pemain anyar di bursa transfer.
Selain itu, bos Chelsea Todd Boehly juga menganggarkan dana 1,5 miliar pound (Rp27 triliun) guna bisa membangun ulang Stamford Bridge menjadi sebuah markas terbaik di dunia.
Nahasnya kini mereka harus menghadapi kerugian besar dari gaya hedon yang ditampilkan selama ini. Klub London Barat dilaporkan mencatatkan kerugian sebesar 121 juta pound (Rp2,25 triliun).
Alhasil, sejumlah pemain nantinya akan menjadi korban penyeimbang anggaran klub. Demi mengurangi beban gaji, Chelsea kemungkinan besar akan menjual sejumlah pemain.
Kondisi ini merujuk pada peraturan Financial Fair Play (FFP) yang mana setiap klub harus memiliki keseimbangan keuangan dalam internal.
Adapun sanksi yang membayangi Chelsea saat ini adalah terancam dicoret dari keikutsertaan kompetisi Liga Champions musim 2022-2023.
Dilansir dari Talksport, Selasa (28/03/23), pengeluaran transfer dan gaji pemain baru dapat dibagi dalam jangka waktu yang lama melalui proses amortisasi.